Liputan6.com, Chicago - Harga emas berjangka mencetak penurunan seiring kenaikan imbal hasil US treasury dan penurunan klaim pengangguran. Hal itu memicu permintaan investasi untuk logam.
Harga emas untuk pengiriman Juni turun US$ 27,60 (2,3 persen) ke level US$ 1.182,40 per ounce. Berdasarkan kontrak paling aktif, harga emas turun 0,1 persen sepanjang April 2015.
Baca Juga
Sementara itu, harga perak untuk pengiriman Juli melemah 54,9 sen (3,3 persen) menjadi US$ 16.153 per ounce. Selain itu, harga perak emas melemah 2,7 persen dari penutupan kontrak paling aktif pada 31 Maret.
Advertisement
Rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) mempengaruhi gerak harga emas. Harga emas jatuh kembali ke posisi terendah setelah data klaim untuk tunjangan pengangguran AS turun lebih dari yang diharapkan ke level terendah dalam 15 tahun dari 262 ribu pada 25 April 2015.
"Harga emas terpukul tidak hanya dengan peningkatan angka pengangguran tetapi juga klaim pengangguran masuk level terendah dalam 15 tahun. Ini menarik untuk dicatat karena tingkat pengangguran pada waktu terakhir ini terjadi pada April 2000. Itu juga menandai puncak gelombang dot.com," kata Ross Norman, Chief Executive Officer Sharps Pixley, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Jumat (1/5/2015).
Meski dolar AS masih di bawah tekanan, hal itu tidak mendukung penguatan harga emas. "Akan tetapi pelemahan dolar AS bisa menjadi positif bagi harga komoditas dalam unit AS. Hal itu lantaran membuat harga komoditas itu lebih murah dalam hal mata uang lainnya," kata Eugen Weinberg, Commodity Strategist Commerzbank.
Ia menambahkan, kenaikan imbal hasl US treasury juga telah menahan penguatan harga emas. Apalagi bursa saham AS tertekan juga tidak membantu harga emas untuk kembali berkilau. (Ahm/)
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.