Sukses


Ini Aset Pilihan Jangka Panjang Investasi di Properti

Lokasi menjadi salah satu faktor utama untuk berinvestasi di properti.

Liputan6.com, Jakarta - Properti dapat menjadi salah satu pilihan investasi bagi individu terutama memiliki dana besar. Menyewakan apartemen dan memiliki rumah dinilai dapat memberikan imbal hasil menarik. Lalu apa saja yang diperhatikan ketika ingin berinvestasi di properti?

Perencana Keuangan Financia Consulting Eko Endarto menuturkan, ada faktor utama jadi kunci ketika berinvestasi di properti. Faktor utama itu adalah lokasi. "Hal penting diperhatikan yaitu lokasi. Jadi lokasi tadi ke depan mau berkembang seperti apa? Lokasi tadi dekat dengan sarana umum, dan ketiga prospek ke depan," ujar Eko saat berbincang dengan Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (3/5/2015).

Eko menuturkan, investasi properti juga memperhatikan waktu dan aset yang dikembangkan. Pertama, bila seseorang membeli apartemen memang sebaiknya disewakan. Dengan penyewaan apartemen mendapatkan pendapatan per bulan.

"Ketika apartemen itu untuk ditinggali maka itu salah. Kenapa? Kita membeli aset terus turun karena itu bangunan bukan tanah," kata Eko.

Ia menambahkan, bila investasi jangka panjang maka sebaiknya membeli landed house. "Yang meningkat itu jadi nilai tanahnya," ujar Eko.

Eko menilai, investasi properti masih menarik ke depan terutama di daerah bertumbuh. "Properti masih menarik karena valuenya selalu tinggi. Di Indonesia dari Sabang sampai Merauke naik 12 persen. Di Jawa itu bisa 20 persen sampai 50 persen setiap tahun. Di daerah tertentu bisa naik 60 persen terutama daerah yang bertumbuh," jelas Eko.

Meski demikian, Eko mengingatkan soal risiko investasi properti. Aset properti memang tidak mudah dijual seperti emas dan reksa dana, bahkan mencairkan deposito. Eko menilai, penjualan aset properti membutuhkan waktu dan keahliaan untuk melepas properti terutama ketika harga properti itu sudah mahal.

Karena itu Eko mengingatkan, investasi properti bukan investasi likuid. "Artinya ketika masuk ke situ bersiap uang tadi ditanam agak lama disitu walaupun nilainya terus naik bukan berarti langsung dinikmati. Baru dijual maka bisa dinikmati. Jadi perlu dana idle khusus untuk seperti itu," tutur Eko.

Selain itu, properti juga berkaitan dengan kecocokan seseorang terhadap lokasi dan lingkungan. "Kalau tidak cocok maka tidak ada yang beli. Selain itu perhatikan kemampuan orang beli. Kalau harga terlalu tinggi artinya pasar jadi semakin sempit," kata Eko. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.