Sukses

Harga Emas Masih Tetap Rendah Pekan Ini

Harga emas kembali mencetak harga terendahnya pada akhir April setelah sejumlah mata uang menguat.

Liputan6.com, New York - Harga emas kembali mencetak harga terendahnya pada akhir April setelah sejumlah mata uang menguat. Harga emas juga kian terpuruk setelah saham-saham di Inggris dan Amerika Serikat menguat di awal Meil.

Mengutip laman Bullion Desk, Senin (4/5/2015), harga masih akan melanjutkan keterpurukannya pekan ini setelah sebelumnya menyentuh level US$ 1.170 per ounce.

Harga emas terus melemah selama enam pekan terakhir lantaran penguatan dolar AS. Penurunan tersebut menghapus penguatan sebelumnya sebesar tiga persen.

"Emas sekarang berada di kisaran yang lebih rendah, setelah terus menerus gagal bertahan di level 1.200 per ounce. Dan tentu saja akan muncul aksi beli, saya sendiri akan melakukannya melihat kondisi harga emas sekarang," terang broker Leon Westgate di ICBC Standard Bank, London.
 
"Harga emas juga tampak sangat sensitif terhadap kejutan data ekonomi AS yang positif. Padahal harga emas sempat menguat menyusul pelemahan dolar AS di pekan yang sama," ungkap para ekonom di bank Belanda, ABN Amro.
 

Ilustrasi Harga Emas (Liputan6.com/Johan Fatzry)


Para ekonom tersebut menjelaskan, itu sinyal bahwa risiko terhadap harga emas bisa datang dari mana saja. Kondisi tersebut membuat harga emas berpotensi semakin anjlok.

Westage menjelaskan, bahkan dengan pasar Eropa yang ditutup selama May Day, harga emas bahkan masih terkena dampak dari posisi penjualan emas di kawasan tersebut. Saat ini perak juga tampak mengikuti pergerakan tersebut, tapi itu lebih pada kebiasaannya mengikuti harga emas.
 
 Harga perak memang melampaui emas yang harganya turun dengan sedikit perubahan di atas US$ 16 per ounce.

Sementara khusus di kawasan Eropa, emas mengalami penurunan harga mingguan terparah sejak September 2013. Sementara saat ini harga emas di kawasan euro diperdagangkan di level terendah sejak 15 Januari, menghapus penguatan bulanan yang hampir mencapai 20 persen. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.