Sukses

RI Belum Masuk Resesi Meski Ekonomi Terkontraksi Dua Kali

Ekspor Indonesia dikatakan akan membaik jika perekonomian negara tujuan seperti China dan Singapura membaik.

Liputan6.com, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami dua kali kontraksi yakni pada kuartal IV 2014 sebesar 5,02 persen dan 4,71 persen di kuartal I 2015. Namun kondisi ini dinilai belum menjadi pertanda jika perekonomian ekonomi Indonesia telah masuk ke dalam resesi.
 
"Ini bukan awal resesi walaupun dua kali terkontraksi. Kita juga belum bisa menyimpulkan program yang dicanangkan pemerintah, tapi kan ada yang nggak bisa dikontrol," kata Kepala BPS Suryamin di kantornya, Jakarta, Selasa (5/5/2015).  
 
Ekspor Indonesia dikatakan akan membaik jika perekonomian negara tujuan seperti China dan Singapura membaik. Ekonomi China tahun ini diperkirakan merosot ke posisi 7 persen dan perekonomian Singapura diramalkan anjlok dari 4,9 persen menjadi 2,1 persen. 
 
"Tergantung membaik atau tidaknya perekonomian Tiongkok dan negara tujuan lainnya. Kalau bisa negara tujuan ekspor diperluas," sarannya. 
 
Dia berharap, konsumsi pemerintah pada kuartal-kuartal selanjutnya dapat melonjak dan memberi kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi tahun ini.
 
Optimisme tersebut, diakui Suryamin berasal dari komitmen pemerintah yang mulai mengejar pembangunan infrastruktur pada Mei ini paska pencairan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015.   
 
"APBN-P sudah mulai cair, pembangunan infrastruktur akan digenjot awal Mei ini jadi kita masih punya peluang untuk memacu belanja pemerintah," ujar dia. 
 
Upaya ini, kata dia, tentu berpengaruh terhadap Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi. Dengan memacu pembangunan infrastruktur, diharapkan ongkos logistik lebih murah dan dampak positif lainnya. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini