Sukses

Top 5 Bisnis: Lokasi Rumah Termurah di Indonesia

Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) akan segera membangun hunian termurah di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) akan segera membangun hunian termurah di Indonesia. Sebanyak 400 unit rumah bakal berdiri di atas lahan seluas 10 hektare (ha) di Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Ketua Umum APERSI, Eddy Ganefo mengungkapkan, pihaknya sedang mempersiapkan pembangunan rumah dengan harga di bawah Rp 100 juta per unit. Ini adalah untuk pertama kalinya di Indonesia dan masuk Program Sejuta Rumah.   Informasi mengenai rumah termurah di Indonesia tersebut menjadi artikel yang paling diburu pembaca.

Tak hanya itu, pernyataan dari Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O. Blake, Jr soal reformasi Jokowi yang menjadi daya tarik investor AS juga menjadi berita yang menarik hati masyarakat. Pernyataan dari Dubes AS itu disampaikan saat mengunjungi kantor Liputan6.com pada Rabu, 6 Mei 2015.

Lengkapnya, berikut lima artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com:

1. Rumah Termurah di Indonesia Dibangun, Cek di Sini Lokasinya!

APERSI akan membangun rumah tapak tipe 36 di Kota Palembang. Hunian ini merupakan rumah yang termurah di Indonesia. Disebut rumah termurah, karena hunian ini akan dibanderol dengan harga Rp 75 juta per unit.

Target sasarannya adalah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). APERSI telah menyediakan lahan seluas 10 ha di Palembang.

2. Dubes Blake: Reformasi Jokowi Bikin Investor AS Kepincut

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menjalankan beberapa agenda reformasi di bidang ekonomi seperti percepatan pembangunan infrastruktur di Tanah Air. Ternyata, agenda reformasi tersebut menjadi salah satu daya tarik bagi para investor asal Amerika Serikat (AS) untuk menanamkan modalnya di Indonesia.

"Saat ini banyak perusahaan di Amerika Serikat yang tertarik dengan sejumlah agenda reformasi yang diinisiasi oleh Jokowi," jelas Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert O. Blake, Jr. saat berkunjung ke kantor Liputan6.com di SCTV Tower, Jakarta, Rabu (6/5/2015).

Blake menjelaskan, program reformasi Jokowi akan menjadi nilai tambah bagi iklim investasi Indonesia. Dengan adanya agenda reformasi tersebut, peluang investor AS untuk menanamkan modalnya di Indonesia menjadi lebih besar meskipun sebelumnya dipandang sudah cukup.

3. Kemampuan Pegawai yang Jadi Idaman Para Bos

Seiring perkembangan zaman, pola industri terus mengalami perubahan. Karenanya, sebagai pekerja profesional, Anda juga dituntut untuk lebih fleksibel mengenai kemampuan dan pengetahuan umum.


Para pegawai harus senantiasa mempelajari hal baru guna meningkatkan kinerjanya di kantor. Namun meski industri dan pola kerja mengalami perubahan, tapi terdapat empat kemampuan yang selalu dicari banyak perusahaan pada para pegawainya.

Karyawan ideal adalah mereka yang mampu memenuhi target dan ekspektasi para pemilik perusahaan.

4. Bahaya Belanja Online

Belanja online kini benar-benar mengubah industri perdagangan duinia. Bagaimana tidak, lebih dari 50 persen warga dunia kini memilih berbelanja secara online dibandingkan pergi langsung ke toko atau mal.

Memang, sejauh ini banyak keuntungan berbelanja online seperti menghemat waktu dan tawaran potongan harga menggiurkan. Tapi hati-hati, belanja online juga dapat menjadi kegiatan yang berbahaya dan merugikan.

5. 30 Ribu Buruh Pabrik Tekstil Kena PHK

Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menyebut 18 perusahaan tekstil gulung tikar sepanjang periode Januari sampai saat ini karena tidak kuat menanggung kenaikan tarif dasar listrik (TDL). Sebanyak 30 ribu orang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Ketua API, Ade Sudrajat mengungkapkan, ‎biaya operasional semakin bengkak karena TDL mengalami kenaikan karena saat ini tarifnya mengikuti mekanisme pasar. Jika diurutkan, tarif listrik merupakan komponen terbesar kedua setelah bahan baku yang mencapai 18 persen sampai 26 persen.

(Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini