Sukses

ASEAN Bakal Jadi Pusat Manufaktur Dunia

Asia Tenggara akan muncul sebagai mesin pertumbuhan ke-3 di wilayah Asia.

Liputan6.com, Jakarta - ASEAN diperkirakan akan menjadi pusat manufaktur dunia untuk 10 tahun yang akan datang. Potensi yang paling utama terlihat dari banyaknya penduduk dengan usia produktif di wilayah ASEAN.

Chief Economist South Asia, ASEAN and Pasific ANZ, Glenn Maguire menjelaskan, tenaga kerja usia produktif yang melimpah serta lokasi yang strategis menjadi modal ASEAN untuk menjadi pusat manufaktur dunia.

"Berbagai keunggulan ini dapat menarik banyak perusahaan ‎untuk membangun basis produksi di ASEAN, terutama industri manufaktur," kata dia di InterContinental Hotel, Jakarta, Kamis (7/5/2015).

Semakin bayaknya negara-negara maju di dunia yang menanamkan dananya di beberapa negara ASEAN dalam satu dekade ke depan akan dapat menutupi defisit infrastruktur ASEAN yang saat ini masih terjadi.

Dalam hasil analisis ANZ, Glen menjelaskan, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang diproyeksikan‎ hanya sedikit di belakang Cina dan India, ASEAN akan muncul sebagai mesin pertumbuhan ke-3 di Asia dan menjadi wilayah dengan pertumbuhan ekonomi terbesar ke-5 di dunia pada akhir dekade ini.

Sampai dengan 2025, perdagangan intra ASEAN diperkirakan akan melebihi US$ 1 triliun dan perdagangan ekstra ASEAN dengan negara-negara G4 yaitu Brasil, Jerman, India, dan Jepang mencapai US$ 3,7 triliun.

CEO ANZ Indonesia, Joseph Abraham menyoroti peran penting Indonesia sebagai perekonomian yang dominan dan pemimpin utama dalam pembangunan di ASEAN.  Namun Indonesia tidak bisa mengambil tongkat kepemimpinannya begitu saja dan perlu melibatkan praktik pemimpin terbaiknya dalam ekonomi dan politik.

"Dengan memiliki lebih 40 persen dari PDB ASEAN dan sebagai satu-satunya anggota G-20, Indonesia harus menjadi pusat dasar politik dan ekonomi di wilayahnya. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) memberikan kesempatan besar‎ bagi Indonesia untuk menjadi pusat manufaktur dan logistik," papar dia.

Joseph juga menyarankan kepada pemerintah dimana ukuran sistem keuangan Indonesia masih jauh di bawah ukuran perekonomiannya. Sebagai ekonomi yang dominan, Indonesia perlu memperdalam pasar keuangannya secara signifikan dalam dekade mendatang untuk muncul sebagai kekuatan modal ASEAN. (Yas/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini