Sukses

Dukung Sektor Maritim, Industri Keuangan Siapkan Rp 7,2 Triliun

Terdapat 8 bank dan juga beberapa lembaga keuangan non bank yang berkomitmen mendukung pembiayaan sektor kemaritiman.

Liputan6.com, Jakarta - Industri keuangan yang terdiri dari perbankan dan konsorsium Industri Keuangan Non Bank (IKNB) yang terdiri dari perusahaan pembiayaan, asuransi jiwa, asuransi umum dan penjaminan, memberikan komitmen pembiayaan atau kredit ke sektor kemaritiman serta kelautan dan perikanan dalam program JARING. Totalnya dana yang disiapkan oleh industri keuangan tersebut untuk tambahan peningkatan ‎pembiayaan ke sektor ini mencapai Rp 7,2 triliun hingga Desember 2015.

Terdapat delapan bank pelopor program JARING yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Danamon Indonesia Tbk, PT  Bank Permata Tbk, PT Bank Tabungan Pensiunan‎ Nasional Tbk, PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar) dan PT Bank Bukopin Tbk. Selain itu, terdapat juga beberapa perusahaan keuangan non bank lainnya yang juga turut serta dalam program JARING tersebut.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Muliaman D Hadad mengungkapkan, komitmen ‎pertumbuhan pembiayaan ke sektor kelautan dan perikanan sepanjang tahun ini mencapai Rp 7,2 triliun. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, nilai tersebut tumbuh 66,2 persen.

"Bank BNI menambah outstanding porsi pembiayaan tahun ini sebesar Rp 1 triliun, BRI senilai Rp 2,5 triliun, BTPN senilai Rp 50 miliar, Bank Danamon sebesar Rp 300 miliar, Bank Mandiri Rp 1,25 triliun, Bank Permata sebesar Rp 180 miliar, Bank Bukopin Rp 81 miliar dan BPD Sulselbar Rp 13 miliar. Sedangkan IKNB 2 asosiasi senilai Rp 1,78 triliun," jelas dia di Jakarta, Kamis (7/5/2015).

‎Direktur Utama BNI, Ahmad Baiquini berharap dapat mengucurkan kredit pembiayaan di sektor kelautan dan perikanan untuk tahun ini sebesar Rp 1 triliun dari posisi tahun lalu sebesar Rp 300 miliar.

"Kami memandang sektor kelautan dan perikanan sangat prospektif yang belum tergarap secara optimal. Sia-sia kalau tidak tergarap. Oleh karena itu kami tangkap peluang ini dengan memanfaatkan secara optimal melalui skim pembiayaan sesuai kebutuhan dan lainnya," terang dia.

Sementara Direktur Utama BRI, Asmawi Syam menggelontorkan kredit paling banyak dengan tambahan Rp 2,5 triliun ke sektor tersebut. Sebelum ada program JARING, BRI telah menyalurkan kredit pembiayaan di sektor ini Rp 4,8 triliun.

"Target kami membidik 10 ribu debitur baru dari program ini karena sudah punya infrastruktur di daerah, mulai dari pesisir Pantai Utara Jawa, Indonesia Bagian Timur seperti Sulawesi, Papua," ujarnya.

Kredit tersebut untuk membiayai bisnis pelaku usaha mikro dan kecil, seperti budidaya perikanan, perdagangan hasil laut, hasil tangkap dan lainnya. ‎Kata Asmawi, penyaluran kredit fokus pada industri pembuatan kapal, pembelian mesin pendingin (cold storage), industri pengolahan ikan, pelayanan bongkar muat, jasa pergudangan dan sebagainya.

"Kalau dihitung Rp 2,5 triliun untuk 10 ribu debitur berarti Rp 250 juta per debitur. Tapi itu tidak rata, karena sesuai skim pembiayaan. Misalnya skim pinjaman kemitraan paling rendah, Kupedes kredit Rp 200 juta, kredit pangan Rp 500 juta dan kredit komersial pembuatan kapal bisa lebih dari itu," jelasnya.

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Sulaiman Arif Arianto mengatakan, Bank Mandiri telah merealisasi kredit perikanan Rp 1,53 triliun hingga Desember lalu. Untuk tahun ini, perseroan siap menyalurkan‎ kredit baru hingga lebih dari Rp 1 triliun, baik melalui skim kredit mikro, maupun pembiayaan KUR khusus untuk sektor perikanan. (Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini