Sukses

Melatih Robot Jadi Pekerjaan Masa Depan

Robot-robot bisa lebih diakses untuk membantu pekerjaan manusia.

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini film fiksi ilmiah membuat seseorang bisa takut kepada robot karena akan memperbudak bahkan mengambil pekerjaan manusia. Di sisi lain ada juga sejumlah interpretasi robot lainnya mulai dari yang bisa menyamai perkembangan manusia hingga memperbudak seperti di Battlestar Galactica.

Bahkan ada robot yang bisa menyerupai manusia dan memiliki kebutuhan emosional yang sama seperti di Blade Runner dan AI.

Akan tetapi, di kehidupan nyata, manusia dan mesin bisa dapat saling mengajar satu sama lain  untuk bersama-sama mengerjakan tugas ketimbang melakukan sendiri. Robot-robot ini bahkan melakukan pelatihan dari manusia.  Berikut enam perusahaan yang melatih robot untuk berjalan baik, dan manusia mendapatkan kemampuan teknologi seperti dikutip dari laman Forbes, Jumat (8/5/2015).

AUTODESK

Melatih robot melukis

Di sebuah film pendek baru Artoo in Love, si robot Star Wars tergila-gila dengan kotak pos dengan bentuk mirip dengannya. Film itu ditulis dan disutradarai oleh insinyur Autodesk Evan Atherton. Ada satu adegan dimana sepasang kekasih itu berpose untuk digambar. Si seniman gambar sketsa dalam film juga merupakan robot.

Tak tanggung-tanggung, Atherton menyuruh rekan sesama pengguna Autodesk, David Thomasson untuk melatih robot untuk menggambar. Pertama-tama, si robot diprogram untuk gambar garis, dipandu tangannya untuk membuat gambar di kanvas, lalu berlatih garis kurva, dan lama-kelamaan, algoritmanya pun berfungsi. Tim itu kini mengajari robot untuk menggambar dan akan menggunakan motion-capture untuk si robot bisa meniru gerak-gerik manusia.

RAYTHEON

Belajar cepat dan secara serempak

Pabrik Raytheon yang luasnya 47.000 kaki kubik di Tucson merupakan tempatnya robot dan manusia kerja bersama. Raytheon tidak membangun robotnya, mereka membeli dan menginstala perangkat lunak untuk membuat robot-robot itu lebih mudah untuk dilatih dan dalam ditugaskan.

Ketika sebuah robot perlu belajar sesuatu, tugasnya pertama kali disimulasikan di perangkat lunak Raytheon dan dipasang ke robot untuk dites. Proses keseluruhan bisa menghabiskan waktu beberapa jam sampai seharian, menurut operator Charles Scott. Saat robot sudah di lantai, simulasi pabrik diperbarui dan alat yang memprogram tugas ke robot sudah digunakan.

"Mereka robot-robot paling biasa, namun orang-orang ini sudah membuat mereka berorientasi untuk produk. Ini merupakan hal rumit,"  tutur Kin Ernzen, Vice President of Operations.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Selanjutnya

RETHINK ROBOTICS

Trik salon merupakan produktivitas

Insinyur Nate Koontz merupakan pelatih untuk Baxter yang fleksibel dari Rethink Robotics. Untuk setiap pelanggan baru (diantaranya John Deere dan Kaiser Permanente)  biasanya mulai dengan mempelajari foto atau menggambarkan sebuah tugas. Pelanggan ingin mengotomatisasikan sebelum membawa Baxter ke assembly line. Selama pelatihan bisa makan waktu beberapa jam sampai sebulan di tempat, tergantung dari kompleksitas.

Rethink seringkali mengadakan hackaton untuk mengajari Baxter trik-trik baru, seperti melakukan pekerjaan bartender atau bermain Connect Four. Permainan bisa menggali ide untuk fitur perangkat lunak baru. Salah satu solusi datang dari karyawan yang melatih Baxter membuat kopi dengan penyeduh Keurig. Proses ini berakhir dengan Baxter melakukan kontrol kualitas untuk sebuah perusahaan minuman pelanggan. Baxter berhasil dilatih untuk mencampur minuman, mengecek ampas minuman, dan menuang selayaknya kita membuat kopi.

GENERAL MOTORS

Lebih dekat dengan mesin

Mereka yang tidak beruntung berkarya di pabrik perakitan Mich, Orion GM harus mempunyai pekerjaan kasar mengangkat ban serep dari sabuk konveyor dan menumpuknya berdasarkan mobil yang ditentukan.

Beruntungnya, pabrik menghadirkan robot kolaboratif yang tugasnya adalah menumpuk ban-ban sejak Januari. Akan tetapi mengajari robot ini tidak mudah. Bagian paling sulit adalah mengajarinya berjalan di lokasi kerja yang ramai, dengan orang-orang paling jauh hanya berjarak dua kaki. "Pabrik adalah olahraga kontak", tutur insinyur GM Marty Linn.

GM menyalakan sensitifitas di sensor tenaga robot dan mengantarnya ke berbagai latihan menggunakan atribut dan orang-orang. Manusia perlu belajar untuk bekerja dengan robot, melalui "minggu kepedulian" dengan demo dan pengetesan. Robot ini kini dianggap sebagai bagian dari tim.

A. ZAHNER CO.

Mengelas seperti manusia

Arsitek di seluruh dunia beralih ke A Zahner Co. Kansas untuk melakukan pekerjaan logam dan bangunan untuk menghiasi bangunan-bangunan seperti Guggenheim Museum di New York, stadium Dallas Cowboys, dan Tembok Seni di Doha.

Selama bertahun-tahun, tenaga kerja serikat Zahner ragu untuk membiarkan robot melakukan pekerjaan seperti karyawan. Akan tetapi,  CEO Bil Zahner menyadari mereka akan membebaskan perajin terampil untuk melakukan pekerjaan lebih rumit berskala besar. "Pada saat Anda melakukan hal-hal tertentu lebih cepat, itu membiarkan aspek artistik berkembang," ungkap Zahner.

Robot pertama hadir pada 2007, dan mulai belajar dengan memperhatikan para insinyur yang bekerja membuat titik-titik di sepanjang lengkungan sampai sepanjang 14 kaki. Mereka akan mengikuti titik-itik itu berdasarkan gerakan yang didemonstrasikan oleh para insinyur.  Zhaner mengatakan, pekerjaan mengelas selesai secepat yang bisa dilakukan perajin handal bahkan bisa lebih baik karena robot tidak bisa capek.

ABB ROBOTIC

Semudah iPhone

Robot terbaru dai ABB Robotic, YuMi adalah kolaborator yang diperuntukkan bagi perusahaan yang belum berencana menggunakan robot. Penggunanya terinspirasi oleh iPhone. "Produk yang mewah, namun Anda tidak harus banyak tahu," ujar insinyur ABB Bertil Thorvaldsson.

YuMi bisa diprogram untuk tugas dasar dengan hanya aplikasi tablet, namun untuk sekarang, pelanggan yang lebih mutakhir menggunakan set lengkap alat-alat software untuk tugas seperti pabrik elektronik. Dari semua robot, Yumi merupakan yang paling mudah untuk dilatih oleh keluarga Anda jika mereka punya kesempatan. (Ikr/Ahm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.