Sukses

Bos BI: Kami Tak Bisa Diintervensi

Gubernur BI, Agus Martowardojo mengapresiasi langkah pemerintah menghapus subsidi BBM dan mengadakan layanan terpadu satu pintu.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menegaskan sebagai lembaga independen yang tidak bisa diintervensi siapapun‎. Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo‎ menegaskan dirinya memang selama ini terus berkoordinasi dengan pemerintah terkait menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia.

"Ini bukan artinya kami dapat diintervensi. Jujur, dalam pikiran pun saya tidak untuk dapat diintervensi. Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah tapi akan independen‎. Itu tolong ditegaskan," kata Agus di Gedung Bank Indonesia, Jumat (8/5/2015).

Agus juga mengkritisi pemberitaan yang terjadi di Indonesia yang seolah-olah Indonesia tengah dalam kondisi darurat dengan pertumbuhan ekonomi hanya 4,7 persen pada kuartal I 2015.

Hal itu ditambah dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Berdasarkan data RTI, rupiah berada di kisaran 13.156 per dolar AS pada Jumat 8 Mei 2015. Sedangkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah berada di kisaran 13.065 per dolar AS pada Kamis 7 Mei 2015 dari periode Rabu 6 Mei 2015 di kisaran 13.040 per dolar AS.

Agus menilai, nilai tukar rupiah tertekan terhadap dolar AS tersebut memang dipengaruhi oleh kondisi sentimen global dan neraca transaksi berjalan yang hingga saat ini masih defisit.

Namun demikian Agus mengapresiasi kebijakan pemerintah yang dinilai sangat positif seperti melakukan penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan ada Pusat Pelayananan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat‎.

"Mohon maaf, kalau memang jelek saya bilang jelek. Mohon jangan dibuat seolah-olah Indonesia itu dalam dalam keadaan buruk. Kita di luar itu dipuji, dihormati, masa di dalam negeri seperti ini," kata  Agus.

Seperti diketahui, dengan melemahnya kondisi ekonomi yang terjadi di kuartal I 2015, Agus kerap dipanggil Presiden RI Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta. Hal itu menimbulkan opini bahwa‎ terkesan Bank Indonesia diintervensi oleh pemerintah.

Ditambah pernyataan ‎Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) berharap Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan tingkat suku bungan acuannya atau BI rate. Hal ini dilakukan untuk mendorong petumbuhan ekonomi lebih baik.

"Sebenarnya sekarang sudah agak longgar dari tahun lalu. Ya nanti pelan-pelan turun," ujar JK.

Meski demikian, tingkat suku bunga acuan ini tidak perlu diturunkan terlalu besar. Yang penting BI mampu menjaga kestabilan tingkat suku bunga perbankan di dalam negeri. "Distabilkan, turun turun sedikit, karena nanti kalau diturunkan lagi tidak mau nabung," lanjutnya.

JK juga menyatakan telah melakukan pembicaraan dengan Gubernur BI Agus Martowardojo terkait hal ini. "Bukan itu BI rate, tabungan juga, ditentukan semua," tandas dia. (Yas/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini