Sukses

Diam-diam, Pembantu Asal RI Masih Direkrut ke Uni Emirat Arab

Ribuan tenaga kerja Indonesia (TKI) masih masuk secara ilegal ke Uni Emirat Arab untuk bekerja sebagai pembantu.

Liputan6.com, Abu Dhabi - Sejak Oktober 2013, Indonesia telah melarang Uni Emirat Arab untuk merekrut pembantu asal Tanah Air. Meski begitu, ribuan tenaga kerja Indonesia (TKI) masih masuk secara ilegal ke Uni Emirat Arab untuk bekerja sebagai pembantu.

Sebagian di antara para pembantu yang direkrut secara ilegal itu datang dari negara lain.

Melansir laman Khaleej Times, Sabtu (9/5/2015), menurut Kuasa Usaha Ad-Interim (KUAI) KBRI Abu Dhabi, Wisnu Suryo Hutomo, memasok pembantu dari Indonesia merupakan bisnis besar bagi para agen yang tetap nekat merekrut TKI ke Uni Emirat Arab meski larangannya telah keluar hampir dua tahun lalu.

"Bagi sebagian orang, ini merupakan bisnis besar. Jika disebutkan, dalam bentuk angka, nilainya hingga miliaran dolar," terang Wisnu.

Ia menjelaskan, pasar gelap perekrutan tenaga kerja tersebut bernilai 18 ribu - 20 ribu dirham untuk setiap orang. Harganya menjadi tinggi lantaran kini semakin sulit menemukan pembantu asal Indonesia.

Menurut Wisnu, para TKI yang datang ke Uni Emirat Arab dan berniat bekerja sebagai pembantu dianggap ilegal. Sementara para agen yang merekrut dan mempekerjakan para TKI tersebut dianggap telah melakukan penjualan manusia.

"Kami tak melakukan kontrak perekrutan apapun sejak pemerintah menghentikannya. Tapi para perekrut atau agensi di Indonesia yang tidak patuh hukum masih melakukannya," tutur dia.

Menurut Wisnu, hingga saat ini, terdapat lebih dari 100 agen penyaluran pembantu rumah tangga di Indonesia yang telah diblokir. Sementara lebih dari 50 agensi dilarang untuk berurusan dengan kedutaan besar di Uni Emirat Arab.

Selain di Uni Emirat Arab, Indonesia juga telah melarang perekrutan pembantu di Yordania, Arab Saudi, Qatar, dan Kuwait lantaran tingginya tingkat kekerasan fisik, kasus gaji tak dibayar, aksi prostitusi dan tindakan kriminal lain.(Sis/Nrm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.