Sukses

China Pangkas Suku Bunga, Bursa Asia Sumringah

Penguatan indeks saham di bursa Asia ditopang dari sentimen pemangkasan suku bunga oleh bank sentral China dan reli bursa saham AS.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia menguat di awal pekan ini didorong sentimen China memangkas suku bunga untuk ketiga kalinya dalam enam bulan. Selain itu, bursa saham Amerika Serikat (AS) melonjak menyusul laporan data tenaga kerja AS.

Indeks saham MSCI Asia Pacific naik 0,6 persen menjadi 152 pada pukul 09.01 waktu Tokyo. Indeks saham Jepang Topix mendaki 1,2 persen ke level 1.607,28 di awal perdagangan saham. Diikuti indeks saham Jepang Nikkei menanjak 1,3 persen ke level 19.637,58.

Penguatan indeks saham MSCI Asia Pacifik juga ditopang dari indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,9 persen. Indeks saham Australia naik 0,4 persen. Penguatan indeks saham di bursa Asia ditopang dari sentimen China.

Saat ini China memperkuat stimulus di tengah inflasi relatif stabil dan neraca perdagangan melemah. Hal ini sebagai indikasi kalau pemerintah China sedang berjuang untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sekitar 7 persen.

"Mengingat pertumbuhan dan inflasi China masih di bawah target. Stimulus tambahan tampaknya menjadi respons tepat," ujar Steven Milch, Chief Economist Suncorp Wealth Management seperti dikutip dari laman Bloomberg, Senin (11/5/2015).

Bank sentral China atau disebut People Bank of China telah memangkas suku bunga pinjaman sekitar 0,25 persen menjadi 5,1 persen. Selain itu, suku bunga deposito satu tahun menjadi 2,25 persen. Pemangkasan suku bunga ini efektif mulai awal pekan ini. Langkah bank sentral ini untuk mendorong ekonomi China.

Selain sentimen China, reli terjadi di bursa saham AS juga menyeret bursa saham Asia ke zona hijau. Indeks saham acuan AS kompak menguat di atas 1 persen usai rilis data tenaga kerja. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan kalau angka pengangguran turun ke level 5,4 persen. Sedangkan jumlah data penggajian non sektor pertanian atau disebut nonfarm payroll  bertambah menjadi 223 ribu pekerja pada April 2015.

Data penggajian nonsektor pertanian ini menjadi penting karena menyumbang sekitar 80 persen dari pekerja yang memproduksi Produk Domestik Bruto (PDB) AS. Biasanya memang data ini dikeluarkan pada Jumat pertama setiap bulan. Data ini digunakan untuk membantu para pembuat kebijakan menentukan keadaan ekonomi sekarang dan prediksi tingkat ekonomi di masa depan. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.