Sukses

Menko Sofyan Ingin RI Bebas dari Inflasi Tinggi Saat Lebaran

Pemerintah ingin target inflasi tercapai dengan sasaran 4 plus minus 1 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Menjelang pelaksanaan Ramadan dan Lebaran, pemerintah sibuk menggelar rapat koordinasi (rakor) pangan dalam rangka stabilisasi harga dan menjaga laju inflasi tetap terkendali.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan, pemerintah ingin target inflasi tercapai dengan sasaran 4 plus minus 1 persen. Koordinasi diperlukan mengingat laju inflasi selalu tinggi menjelang Ramadan dan Lebaran.

"Saat ini kami minta agar kebijakan yang diambil menjaga agar inflasi tidak berlebihan, inginnya flat. Kalau bisa Lebaran itu pesta rakyat," tegasnya saat ditemui di kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (12/5/2015).

Sofyan meminta agar ada percepatan penyaluran beras miskin (raskin) menjadi Juni dan Juli di pertengahan Lebaran. Dengan begitu, kualitas raskin akan jauh lebih baik. Pemerintah hingga kini masih terus menghitung kebutuhan beras sampai dengan akhir tahun.

"Gula juga akan dibeli dan harganya dikontrol BUMN. Daging sapi dilaporkan cukup, telur ayam ras dan daging ayam tersedia. Diharapkan Lebaran ini jangan sampai inflasi, karena daya beli masyarakat berkurang," harap dia.   

Sementara Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengatakan, stok beras di gudang Bulog sampai dengan saat ini masih aman. Bulog, mempunyai stok sebanyak 1,2 juta ton atau mengalami kenaikan dari sebelumnya.

"Tapi sebetulnya stok minimum beras di gudang harus 2 juta ton, jadi masih kurang. Makanya kita mengusahakan terus penyerapannya oleh Kepala Bulog," tutur dia.

Impor beras, dijelaskan Rachmat, merupakan upaya terakhir apabila kekurangan beras tidak mampu ditutupi produksi dalam negeri. Impor juga dilakukan untuk menjaga stok beras di gudang Bulog.

"Sedangkan untuk stok daging sapi bulan Puasa dan Lebaran cukup. Izin (impor) yang sudah dikeluarkan sudah cukup baik untuk ini," ucapnya tanpa memberi tahu jumlah pasokan daging sapi tersebut.

Rachmat menambahkan, Kemendag sedang menunggu Peraturan Presiden (Perpres) tentang pengendalian harga untuk bisa menentukan harga kebutuhan bahan pokok demi menjaga stok.

Di tempat yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengaku, penyerapan atau pembelian beras oleh Bulog kepada petani sangat baik sebanyak 35 ribu ton beras per hari.

"Jadi kelihatannya baik, jadi impor tidak dibuka jelang puasa. Karena masih cukup," cetus Rini.(Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini