Sukses

Aksi Jual Obligasi Bikin Bursa Asia Meredup

Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,1 persen menjadi 151,43 pada pukul 09.01 waktu Tokyo, Jepang.

Liputan6.com, Tokyo - Saham-saham di kawasan Asia Pasifik (bursa Asia) dalam dua hari terakhir melemah mengikuti penurunan pasar saham global. Saham-saham di sektor konsumsi memimpin pelemahan. Sentimen negatif pendorong pelemahan bursa Asia adalah aksi jual obligasi yang dilakukan oleh para investor.

Mengutip Bloomberg, Rabu (13/5/2015), Indeks MSCI Asia Pasifik turun 0,1 persen menjadi 151,43 pada pukul 09.01 waktu Tokyo, Jepang. Indeks Topix Jepang turun 0,6 persen.

Indeks Kospi Korea Selatan naik 0,2 persen. Indeks S&P/ASX 200 naik 0,1 persen. INdeks NZX 50 Selandia Baru naik 0,3 persen. Pasar saham di China dan Hong Kong belum dibuka.

Penurunan bursa Asia ini dipicu oleh aksi jual obligasi yang dilakukan oleh investor. Pasar obligasi di Amerika Serikat (AS), Eropa dan Jepang telah merosot lebih dari US$ 450 miliar.

"Aksi jual di obligasi tersebut ternyata juga berpengaruh di pasar saham," jelas Analis AMP Capital Investors Ltd, Shane Oliver. Kebijakan moneter yang dikeluarkan oleh Bank Sentral Eropa menjadi salah satu penyebab aksi jual di obligasi sehingga berpengaruh kepada pasar saham.

Sebelumnya, Bank Sentral China telah memangkas suku bunga setelah data ekonomi yang keluar sepertri ekspor dan inflasi menunjukkan pelemahan permintaan.

Bank Sentral China kembali memangkas suku bunga acuan untuk pinjaman sebesar 25 basis poin. Dengan pemangkasan tersebut suku bunga acuan pinjaman yang ditetapkan oleh Bank Sentral China di level 5,1 persen.

Dengan pemangkasan pada Mei 2015 ini, maka Bank Sentral China telah melakukan pemangkasan suku bunga acuan 3 kali terhitung sejak November 2014.

Selain menurunkan suku bunga acuan untuk pinjaman, The People's Bank of China (PBOC) juga mengurangi suku bunga acuan untuk simpanan yang berjangka waktu satu tahun sebesar 25 basis poin menjadi 2,25 persen. Penurunan patokan suku bunga simpanan ini akan berlangsung efektif pada 11 Mei 2015.

Pemangkasan suku bunga acuan China tersebut seharusnya bisa mendongkrak atau memberikan sentimen positif bagi bursa Asia. Namun karena pengaruhnya sudah tidak terlalu besar maka pertahanan saham-saham di kawasan Asia goyah. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini