Sukses

Ekonomi RI Melambat, IHSG Ditargetkan Tembus 5.590

Faktor pertumbuhan ekonomi Indonesia melambat ditambah harga minyak melemah memberikan sentimen negatif ke IHSG.

Liputan6.com, Jakarta - Kinerja pasar modal melalui Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan semakin memburuk hingga akhir tahun. Hal itu dipicu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan kembali melambat.

Kepala Riset PT MNC Securities Edwin Sebayang menerangkan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2015 sebesar 4,71 persen. Pertumbuhan ekonomi pun masih melanjutkan perlambatan di kuartal II sebesar 4,55-4,65 persen.

"Karena pertumbuhan ekonominya melambat," kata dia di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (13/5/2015).

Edwin menuturkan, ada tiga skenario IHSG pada 2015. Pertama, IHSG akan turun di level batas bawah  4.900. Kedua, di level moderat 5.100. Terakhir, diperkirakan level tertinggi pada level 5.590 turun dari perkiraan sebelumnya 5.880.

Dia mengatakan, faktor lain yang mempengaruhi IHSG karena harga minyak dunia melemah. "Harga minyak paling bagus US$ 70 per barel. Sulit untuk menembus harga US$ 100 per barel," lanjutnya.

Edwin menuturkan, kinerja IHSG akan membaik jika pemerintah menggenjot investasi dengan memaksimalkan penyerapan anggaran. Secara year to date, IHSG naik tipis 0,37 persen ke level 5.246,13 pada penutupan perdagangan saham Rabu 13 Mei 2015.

Penguatan indeks saham ini ditopang oleh sejumlah sektor saham. Penguatan sektor saham itu dipimpin oleh sektor saham perdagangan, service dan investasi sebesar 9,53 persen, sektor saham barang konsumsi naik sebesar 5,79 persen, dan sektor saham keuangan tumbuh 4,55 persen.

Sebelumnya, Direktur Utama PT Danareksa Investment Management, Prihatmo Hari Mulyanto menuturkan IHSG akan tembus level 5.900 di akhir tahun. Ada sejumlah indikasi yang menunjukkan pasar modal Indonesia masih positif.

Tahun politik pada 2014 yang dipenuhi ketidakpastian justru IHSG malah tumbuh. IHSG naik 22,29 persen secara year to date ke level 5.226,95 pada penutupan perdagangan saham Selasa 30 Desember 2014.

"Proyeksi kami 5.900 tumbuh  sekitar 13 persen dari 2014. Cukup konservatif 2014, saat pemilu orang ketakutan indeks malah tumbuh," kata dia.

Selain itu, pertumbuhan IHSG juga didukung dari pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) getol menggenjot infrastruktur sebagai program utama. "Saya rasa langkah positif sunset policy serius mengejar target pajak," tambah Prihatmo.

Prihatno mengatakan, ada tiga sektor saham yang diperkirakan masih menarik. Sektor saham itu antara lain barang konsumen, infrastruktur dan keuangan.
Untuk saham unggulan, pihaknya melirik PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Bank Rakyat Indonesia TBk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dan PT Waskita Karya Tbk (WSKT) untuk diperhatikan pelaku pasar. (Amd/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.