Sukses

Jelang Akhir Pekan, IHSG Ditutup Merosot 19 Poin

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 19,03 poin ke level 5.227,09 pada penutupan perdagangan saham Jumat pekan ini.

Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu untuk kembali bergerak ke zona hijau pada perdagangan saham jelang akhir pekan ini. Pelaku pasar merespons negatif rilis neraca perdagangan April surplus US$ 454 juta pada April 2015 telah menekan IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (15/5/2015), IHSG turun 19,03 poin (0,36 persen) ke level 5.227,09. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,47 persen ke level 906,72. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan pada hari ini kecuali indeks saham JII naik 0,40 persen ke level 708,85 dan indeks saham DBX mendaki 0,49 persen ke level 701,01.

IHSG berada di level tertinggi 5.264,92 dan terendah 5.214,07 pada hari ini Ada sebanyak 147 saham menghijau sehingga menahan pelemahan IHSG. Demikian juga dengan saham yang melemah ada sebanyak 147 saham. Sedangkan 83 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 235.533 kali dengan volume perdagangan saham 5,28 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 5,66 triliun.

Secara sektoral, sektor saham menghijau dan melemah sama kuat. Sektor saham perkebunan naik 1,65 persen, dan memimpin penguatan sektor saham. Lalu sektor saham barang konsumsi mendaki 0,97 persen, sektor saham industri dasar menguat 0,70 persen, dan sektor saham manufaktur menanjak 0,59 persen.

Sedangkan sektor saham keuangan turun 1,78 persen, sektor saham perdagangan melemah 0,49 persen, dan sektor saham aneka industri tergelincir 0,28 persen.

Tekanan terhadap indeks saham juga didorong dari aksi jual pelaku pasar. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 200 miliar. Sementara itu, pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 100 miliar.

Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham SSMS naik 5,41 persen ke level Rp 2.340 per saham, saham TMPI menguat 3,35 persen ke level Rp 463 per saham, dan saham UNVR menanjak 2,84 persen ke level Rp 43.500 per saham.

Sedangkan saham-saham bank terutama berkapitalisasi besar telah menekan indeks saham. Saham BBRI turun 3,08 persen ke level Rp 11.800 per saham, saham BMRI susut 2,67 persen ke level Rp 10.950 per saham, dan saham BBCA merosot 1,46 persen ke level Rp 13.525 per saham.

Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada mengatakan, pelaku pasar merespons negatif rilis neraca perdagangan surplus US$ 454,4 juta pada April 2015. Neraca perdagangan April yang surplus itu dinilai tidak berkualitas lantaran impor yang sangat ditekan.

"Pelaku pasar tak terlalu respons positif rilis neraca perdagangan April 2015," ujar Reza saat dihubungi Liputan6.com.

Ia mengatakan, pelemahan IHSG juga mampu ditahan dari pergerakan bursa saham Asia positif. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,83 persen ke level 19.732,92. Lalu diikuti indeks saham Hong Kong Hang Seng mendaki 1,96 persen ke level 27.822,27 dan indeks saham Singapura mendaki 0,16 persen ke level 3.461,24. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.