Sukses

Alasan Pertamina Buka Kantor Cabang di Malaysia

Pertamina membeli 30 persen saham blok minyak milik perusahaan minyak asal Amerika Serikat (AS), Murphy Oil Corporation‎ di Malaysia.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) telah membuka kantor cabang di Malaysia. Alasan perseroan membuka kantor cabang di negara tetangga tersebut untuk menunjang operasional perusahaan.

Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro mengatakan, Pertamina memiliki enam blok migas di negara tersebut. Dalam pengelolaannya, perseroan bekerja sama dengan Murphy Oil.

"Itu memang kantor perwakilan resmi Pertamina karena kami ada 6 blok yang kerja sama dengan Murphy di Malaysia," kata Wianda, di kantor pusat Pertamina, Jakarta, Senin (18/5/2015).

Menurut Wianda, blok tersebut sangat potensial. Saat ini, produksi rata-rata dari enam blok migas Malaysia tersebut mencapai 37.500 barel per hari (bph).

"Dari sisi keekonomian dan produksinya kami lihat potensial. Kami harap ada peningkatan jadi dengan ekspansi kami harapkan akan ada opportunity untuk ekspansi," tuturnya.

Ia mengungkapkan, dengan dibukanya kantor cabang baru dapat meningkatkan ekspansi usaha Pertamina dalam lingkup regional. Khususnya dalam mengakuisisi blok migas.

"Kami harapkan dengan adanya kantor itu juga bisa ekspansi tidak hanya di Malaysia namun di lingkup regional. Karena kami sudah punya blok di Irak dan Algeria," pungkasnya.

Sebelumnya, Pertamina melakukan pembelian 30 persen saham blok minyak milik perusahaan minyak asal Amerika Serikat (AS), Murphy Oil Corporation‎ yang ada di Malaysia.

Perusahaan minyak AS itu memiliki blok minyak lepas pantai yang berada di Sabah dan Serawak, Malaysia. Menurut Pertamina, sebenarnya kepemilikan saham tersebut sudah efektif sejak 1 Januari 2014, hanya saja penandatangannya baru akan dilakukan dengan target kuartal I 2015.

Pembelian saham milik Murphy ini dilakukan Pertamina demi meningkatkan produksi minyak. Adapun nilai transaksi pembelian 30 persen saham yang sudah disepakati Murphy dan Pertamina senilai US$ 20 miliar atau setara Rp 243,8 triliun. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini