Sukses

Putusan The Fed Bawa Rupiah Menguat Tipis

The Fed tampak enggan menaikkan suku bunga pada Juni yang membuat nilai tukar rupiah bergerak menguat pada perdagangan hari ini

Liputan6.com, New York - Keputusan kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) kini menjadi salah satu pernyataan yang paling dinanti para pelaku pasar dari Bank Sentral AS (The Fed). Hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada April menunjukkan The Fed tak akan menaikkan suku bunga pada Juni tampak membuat rupiah bergerak menguat terhadap dolar AS.

Data valuta asing Bloomberg, Kamis (21/5/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah menguat tipis 0,08 persen ke level 13.164 per dolar AS pada perdagangan pukul 9:53 waktu Jakarta. Nilai tukar rupiah juga dibuka menguat di level 13.135 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah berfluktuasi menguat di kisaran 13.095-13.164 per dolar AS.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, juga mencatat penguatan tipis rupiah ke level 13.150 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Nilai tukar rupiah menguat 19 poin dari level 13.169 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.

Seperti yang telah diprediksi sebagian besar pelaku pasar, pertemuan FOMC menunjukkan The Fed enggan menaikkan suku bunga pada Juni. Tak hanya itu, The Fed juga mengungkapkan, kenaikkan suku bunga akan terjadi secara terencana menyusul panduan yang diberikan dari setiap pertemuan bulanan.

Analis pasar uang PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova mengatakan, hasil pertemuan FOMC pada April 2015 menjadi momentum untuk penguatan rupiah. Akan tetapi, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini hanya sementara. Mengingat belum ada sinyal untuk menaikkan suku bunga. Ia menambahkan, Bank Indonesia (BI) mengantisipasi di pasar valuta juga mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS.

"Gerak nilai tukar rupiah masih volatile. Tren penguatan dolas AS masih berlangsung sampai ada kepastian suku bunga naik," kata Rully.

Selain itu, pelaku pasar juga menanti data manufaktur China sehingga mempengaruhi gerak Rupiah. "Saat ini, para pelaku pasar masih menanti angka manufaktur China yang diprediksi membaik. Rupiah berpeluang menguat hari ini, khususnya jika data China membaik," kata ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta.

Sebelumnya, rupiah tampak tertekan hingga perdagangan Rabu kemarin bersama dengan penguatan dolar AS di seluruh kawasan Asia. (Sis/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Rupiah Indonesia adalah mata uang resmi yang berlaku di Indonesia.

    rupiah

  • The Fed adalah salah satu bank sentral di AS yang tertua dan berdiri sejak tahun 1913 melalui kongres.

    The Fed