Sukses

Ditjen Bea Cukai Ragu Beras Plastik Dipasok dari China

Selama ini Indonesia hanya memasok beras dari Thailand dan Myanmar.

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mendukung langkah Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang ingin membuktikan kebenaran peredaran beras plastik di pasaran.

Apalagi, Kasubdit Humas DJBC Haryo Limanseto mengaku pihaknya juga meragukan asal usul beras plastik diimpor dari China. Sebab sepengetahuannya, Indonesia selama ini hanya memasok beras dari Thailand dan Myanmar.

"Kita pasok dari Vietnam dan Thailand. Dari Tiongkok nggak, tapi semua informasi itu perlu.  Bea Cukai akan kita jadikan prioritas," ujar dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (21/5/2015).

Selain itu, dia mengungkapkan, Bea dan Cukai selama ini juga belum pernah menemukan indikasi masuknya beras plastik impor ilegal meski kerap menangkap penyelundupan beras.

"Kalau tangkapan yang kami lakukan tidak pernah indikasi beras mengandung plastik, tangkapan beras kan rutin terutama pesisir Sumatera," tambah dia.

Dia bahkan menduga keberadaan beras plastik bukan dari impor. Namun ini merupakan produksi lokal alias oplosan dari dalam negeri untuk mendapatkan keuntungan lebih.

Selama ini, kata dia, impor beras masih dimungkinkan khusus untuk beras premium atas permintaan restoran. Itu juga setelah mengantongi izin dari intansi terkait.

Dihubungi secara terpisah, Direktur Jenderal Standardisasi Perlindungan Konsumen (SPK) Kemendag, Widodo mengaku pihaknya masih memastikan kebenaran temuan beras plastik tersebut. "Ini sedang kita dalami, hasil laboratorium apakah positif atau negatif," ujarnya.

Adapun, sample yang digunakan adalah beras temuan yang berasal dari salah kios penjual beras di Bekasi beberapa waktu lalu. Hasil pengujian pun dikatakan akan keluar dalam waktu dekat.

"Paling lama lima hari, tapi sedang kita usahakan lebih cepat. Itu ada yang di lab Kemendag, lab BPOM, juga lab Balai Pertanian," tandas dia. (Amd/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini