Sukses

Saat Peringkat Negara Lain Anjlok, RI Naik Kelas

Menteri Keuangan. Bambang Brodjonegoro mengatakan, pengelolaan makro ekonomi Indonesia sudah tepat sehingga dukung peringkat Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Pemeringkat Utang Standard & Poor's (S&P) telah mengumumkan posisi peringkat utang Indonesia pada level BB+ dengan outlook/prospek membaik dari stabil menjadi positif. Padahal di periode ini, outlook utang negara lain justru merosot.

Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengatakan, perbaikan ini merupakan prestasi Indonesia karena melihat sejarahnya ada peningkatan rating dari posisi BB menjadi BB Plus pada April 2011. Lalu status BB Plus dengan outlook Stable bertahan sampai pengumuman S&P Kamis (21/5/2015).

"Ini suatu gejala menarik, karena pada periode 2014-2015, ada beberapa emerging market yang malah mengalami downgrade rating," ujar dia saat berbincang dengan wartawan, Jakarta.

Bambang menuturkan, negara tersebut adalah Afrika Selatan yang mencatatkan peringkat utang dari stabil menjadi negatif pada Juni 2014. Kemudian Brazil dari BBB turun menjadi BB-, sedangkan Rusia lebih parah. Status surat utangnya jatuh ke posisi Junk dari BB+ pada Januari 2015.

"Ini karena pengelolaan makro ekonomi Indonesia yang sudah berjalan tepat terkait dengan kebijakan fiskal dan moneter," tutur Bambang.

Dia menjelaskan, alasan S&P menaikkan outlook peringkat utang Indonesia karena melihat kebijakan untuk memperbaiki struktur anggaran, menciptakan ruang fiskal lebih besar, ada kebijakan mempercepat pembebasan lahan untuk kepentingan publik, mengurangi proses perizinan dan memperbaiki insentif perpajakan untuk investasi asing.

Selain itu, S&P melihat komitmen pemerintah Indonesia mengurangi subsidi BBM dan meningkatkan penerimaan negara, menciptakan terobosan yang akan menggenjot penerimaan dan kepatuhan Wajib Pajak.

"Implikasinya mencari utang dari luar negeri jadi lebih mudah, cost of fund murah dan menambah basis investor. Karena ada investor yang syarat mau masuk ke sebuah negara harus mengantongi investment grade," pungkas Bambang. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.