Sukses

Pengakuan Dewi Septiana, Penemu Beras Plastik di Bekasi

Dewi Septiana mendadak tenar setelah mengungkap keberadaan beras plastik di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Dewi Septiana, Warga Mutiara Gading, Bekasi, Jawa Barat mendadak tenar setelah mengungkap keberadaan beras plastik di media sosial. Laporan tersebut sepekan terakhir ini menjadi isu besar bagi pemerintah, penegak hukum dan masyarakat.

Dalam Talkshow Akhir Pekan "Kejahatan Beras Sintetis", Dewi Septiana membeberkan secara detail kronologi penemuan beras plastik untuk kali pertama di Bekasi.

Dari pengakuan pedagang bubur dan nasi uduk ini, saat itu membeli beras pada 13 Mei 2015 di toko agen langganannya untuk persiapan dberjualan pada Senin, 18 Mei 2015, karena beberapa hari ke depan ada libur panjang.

Kecurigaan beras sintetis ini berawal dari laporan adik Dewi Septiana yang memasak beras stok miliknya saat dia sedang berada di Sukabumi pada 17 Mei. Sang adik menceritakan melalui telepon bahwa ada kejanggalan yang saat dimasak berbeda dengan beras biasa.

"Pas dimakan anak adik saya pun katanya bikin perutnya mulas dan rasanya agak getir. Akhirnya anak itu enggak mau makan," ujar Dewi di DoubleTree Hotel Hilton, Jakarta, Sabtu (23/5/2015).

Dari laporan tersebut, Dewi membuktikannya. Wanita Berhijab itu memasak beras yang dibelinya di agen langganan untuk dibuat bubur dan nasi uduk. Aneh, katanya, selama satu jam memasak yang biasanya sudah berubah jadi bubur, justru tidak menyatu dengan air.

"Ini aneh berasnya. Lalu dua jam ke depan enggak jadi-jadi buburnya, malah menyerap banyak air. Parahnya itu beras bergumpal, enggak mekar dan dia pastikan bubur gagal dimasak. Tapi ketika masak kedua kalinya hasilnya sama," jelas Dewi.

Putus asa, Dewi memutuskan untuk memasak nasi uduk. Saat ditanak, lanjutnya, nasi menjadi lembek dengan bau agak menyengat. Saat dimakan pun, rasanya getir. Merasa peduli dengan nasib masyarakat yang juga mengonsumsi beras dari mulai anak-anak sampai orang tua, Dewi mengambil langkah untuk berbagi pengalaman ini ke media sosial meski ada imbauan waspada dari sang suami.

"Saya melapor ke media sosial karena saya yakin itu beras palsu, ini sudah enggak sehat. Saya pernah nonton Youtube, ada peredaran beras plastik dari China dan ciri-cirinya seperti itu. Asumsi saya dari situ karena saya berdagang ingin jujur, amanah, mengingat saya jualan makanan enggak pakai MSG," tegas Dewi.

Bahkan dia melakukan uji sederhana untuk membuktikan beras plastik. Caranya, diakui Dewi dengan menempelkan beras itu pada setrikaan panas. Dari 100 persen beras yang ditaruh di atas setrika, 30 persennya menempel.

"Saat kena panas, beras menciut, dan warna agak berubah kuning kecoklatan dan baunya seperti plastik terbakar," pungkasnya. (Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.