Sukses

Pemerintah Harus Buka Kran Impor Meski Ada Temuan Beras Plastik

Pemerintah baru bisa menyerap beras sebesar 470 ribu ton. Padahal targetnya sebesar 3 juta ton.

Liputan6.com, Jakarta - Adanya temuan beras plastik di Bekasi, Jawa Barat, yang hingga kini masih dalam tahap penyelidikan sering kali dikait-kaitkan dengan aktivitas impor, terutama dari China. Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang Zulkifli Rasyid meminta kepada pemerintah untuk tidak terpengaruh dengan dugaan-dugaan tersebut. Menurutnya, dugaan tersebut jangan sampai mempengaruhi pengambilan keputusan mengenai impor beras pada tahun ini.

Menurut Zulkifli, impor beras saat ini masih sangat diperlukan. Pasalnya pasokan beras lokal hingga sekarang belum mampu mencukupi kebutuhan di dalam negeri. "Impor perlu dilakukan. Kalau ngomong swasembada beras, itu jauh untuk terlaksana dari sekarang," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (23/5/2015).

Zulkifli menjelaskan, hingga saat ini saja, dari panen raya bulan lalu, pemerintah baru bisa menyerap beras sebesar 470 ribu ton. Padahal targetnya sebesar 3 juta ton.

"Katanya panen besar itu kemarin, tapi pemerintah baru bisa serap 470 ribu ton dari target 3 juta ton. Kalau barang tidak ada di lapangan, kemudian pasokan dari dalam tidak ada, mau dipasok dengan apa?" lanjutnya.

Dengan kondisi seperti ini dan pemerintah tidak membuka inisiatif untuk melakukan, maka Zulkifli khawatir harga beras akan kembali mengalami kenaikan hingga Rp 3.000 per kilogram (kg) seperti yanh terjadi pada awal tahun.

"Pernah sekitar 2 bulan hingga 3 bulan lalu harga beras naik hingga Rp 3.000 per kg, itu karena pemerintah tidak tanggap (untuk impor). Kalau tidak impor, pada Oktober-November-Desember akan terjadi begini lagi," jelas dia.

Oleh sebab itu, dia meminta pemerintah tetap buka opsi untuk melakukan impor beras selama pasokan dari dalam negeri tidak mencukupi sehingga harga beras bisa tetap stabil.

"Impor itu kan gunanya untuk stabilisasi dan menekan harga, kalau daerah pasokannya kurang, harga akan naik. Dari jaman Orde Baru kan impor beras ini Bulog yang bergerak," tandas dia. (Dny/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini