Sukses

Sentimen Kenaikan Suku Bunga AS Bikin Bursa Asia Bervariasi

Indeks saham MSCI Asia Pacific di luar Jepang turun sekitar 0,1 persen pada perdagangan saham pekan ini.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia bergerak fluktuaktif dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham awal pekan ini. Hal itu dipicu dari sentimen kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) akan naik pada 2015, yang didorong dari kenaikan inflasi.

Indeks saham MSCI Asia Pacific di luar Jepang turun sekitar 0,1 persen. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei naik 0,6 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,1 persen. Penguatan indeks saham Australia menguat 0,7 persen, sedangkan indeks saham Taipei melemah 0,2 persen.

Pada akhir pekan lalu sejumlah rilis data ekonomi AS keluar. harga barang-barang konsumen inti naik 0,3 persen pada April sehingga mendorong inflasi year on year (YoY) menjadi 1,8 persen, tertinggi sejak Oktober. Selain itu bursa saham AS melemah ditambah imbal hasil surat utang pemerintah AS sedangkan dolar AS menguat.

"Untuk pertama kalinya dalam hampir dua bulan ini investor mulai memperhitungkan penguatan dolar untuk data ekonomi yang lebih baik," kata Marc Chandler, Kepala Riset Brown Brothers Harriman, seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (25/5/2015).

Selain itu, pernyataan pimpinan The Federal Reserve/The Fed Janet Yellen pada akhir pekan lalu juga menjadi fokus pelaku pasar. Yellen mengharapkan, data ekonomi AS akan menguat sehingga ini menjadi pertimbangan untuk menaikkan suku bunga AS. Kemungkinan suku bunga AS akan naik pada 2015.

Akan tetapi, Direktur RMH Wealth Management LLP Steward Richardson memperkirakan, kenaikan suku bunga AS akan ditunda hingga 2016. Hal itu mengingat prediksi pertumbuhan ekonomi yang melemah dari yang diharapkan.

Meski demikian, imbal hasil surat utang bertenor 10 tahun turun seiring kekhawatiran terhadap situasi keuangan Yunani. Negara itu diperkirakan tidak dapat membayar utang kepada Dana Moneter Internasional/IMF pada bulan depan kecuali mencapai kesepakatan dengan pemberi pinjaman. Sentimen itu pun menekan euro terhadap dolar AS. Euro turun 0,2 persen ke level US$ 1,0996. Sedangkan dolar AS naik terhadap Yen. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.