Sukses

Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Sektor Pariwisata Bisa Jadi Andalan

Devisa dari sektor pariwisata di Indonesia masih sekitar US$ 10 miliar. Nilai tersebut kalah jauh dibandingkan dengan Malaysia dan Filipina.

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bakal menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu tumpuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan pada triwulan I 2015.

Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perbankan dan Finansial, Rosan Perkasa Roeslani menjelaskan, bentang alam yang beragam membuat Indonesia memiliki banyak potensi pariwisata.

"Indonesia dianugerahi banyak pariwisata harus ditingkatkan," kata Rosan dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Trade Invesement Forum, di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (25/5/2015).

Rosan menyesalkan potensi pariwisata di Indonesia belum gencar dikembangkan. Hal tersebut terbukti minimnya pendapatan negara dari sektor pariwisata yang masih cukup rendah jika dibandingkan dengan negara lain. "Indonesia punya US$ 9 juta tapi dibanding negara lain tetap ketinggalan, Thailand US$ 20 juta," tuturnya.

Oleh karena itu, sektor pariwisata sangat memungkinkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.  Menurut Rosan, pengembangan sektor tersebut lebih baik ketimbang industri. Pasalnya, sektor industri masih mengandalkan impor.

"Pariwisata tidak ada unsur impornya, kalau industri 30 persen impornya. Pemerintah harus menggenjeot sektor pariwisata karena di negeri kita diberikan banyak potensi. Pemerintah harusnya mempunyai gambaran pariwisata mana yang mau ditingkatkan," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Pariwasata Arif Yahya mengaku potensi pariwisata Indonesia sebenarnya lebih baik jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia.

Arif menjelaskan dengan berbagai promosi yang dilakukan hingga sekarang, devisa dari sektor pariwisata masih sekitar US$ 10 miliar. Hal itu masih kalah jauh dibandingkan dengan dua negara tersebut. "Devisa di Malaysia itu sudah sekitar US$ 20 miliar, sedangkan Thailand itu malah sudah US$ 40 miliar," papar Arif.

Namun begitu, dirinya mengaku bersyukur dari apa yang dilakukan Presiden Joko Widodo dimana dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBN‎P) 2015 anggaran promosi pariwisata naik empat kali lipat menjadi Rp 1,2 triliun dari sebelumnya Rp 300 miliar.

Dijelaskan Arif, potensi wisata yang menjaid ciri khas Indonesia yang sebenarnya unggul dibanding Malaysia dan Thailand adalah industri ekonomi kreatif dan keindahan alam.

"Bahwa sebenarnya industri ini bisa lebih berkembang, aneh saja kalau Indonesia dengan keindahan alam dan culture wisatanya kalah jauh dengan Thailand dan Malaysia," papar Arif.

Adapun Arif berharap dengan adanya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang mengusung konsep pariwisata layaknya Tanjung Lesung dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.