Sukses

Freeport Minta Dukungan untuk Bangun Smelter di Papua

Freeport sudah membangun smelter dari 1999 terletak di Gresik Jawa Timur.

Liputan6.com, Jakarta - PT Freport Indonesia (PTFI) meminta dukungan dari pemerintah jika kemudian hari diharuskan untuk membangun fasilitas pengelolahan dan pemurnian (smelter) di Papua. Presiden Direktur Freeport Indonesia, Maroef Sjamsoeddin mengatakan, dukungan tersebut berupa penyediaan infrastruktur untuk mengatasi pasokan konsentrat.

"Nantinya kalau‎ akan dibangun di Papua, bagi Freeport perlu didukung. Mengatasi masalah konsentrat ini perlu didukung," kata Maroef, disela acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Trade Invesement Forum, di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (25/5/2015).

Menurut Maroef, ke depan harus ada penambahan smelter yang beroperasi. Pasalnya, smelter yang sudah beroperasi saat ini tak akan mampu menampung tambahan pasokan konsentrat mentah. Tak hanya berasal dari Freeport tetapi juga dari produsen lain.

"Karena di masa akan datang yang menghasilkan konsentrat itu tak hanya Freeport, ada Newmont. Ada di Gorontalo. Besaran konsentrat tak akan bisa ditampung oleh smelter yang sudah eksis saat ini," ungkapnya.

Maroef menambahkan, Freeport sudah membangun smelter dari 1999 terletak di Gresik Jawa Timur. Hanya saja baru baru mampu menyerap 40 persen dari konsentrat yang diproduksi. "Kami akan membangun pengembangan," tegasnya.

Ia mengungkapkan, Freeport saat ini sedang melakukan pembangunan smelter di Gresik, Jawa Timur, untuk menambah kapasitas smelter yang sudah ada, dipilihnya Gresik karena sudah didukung oleh infrastruktur yang dibutuhkan.

"Smelter ada penilaian teknis dan bisnis. Karena smelter yang akan kami bangun nilainya US$ 2,3 miliar. Kami sudah memutuskan berdasarkan pertimbangan teknis dan bisnis, dan dukungan infrastruktur, akan dibangun di Gresik, di sana terdukung listrik ada pelabuhan ada air ada, kalau mau bangun smelter itu yang perlu diperhatikan adalah industri lanjutan," pungkasnya. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini