Sukses

Harga BBM Naik Bikin Inflasi RI Tertinggi di ASEAN

Indonesia sebelumnya telah menutup akhir tahun 2014 dengan pencapaian inflasi yang relatif terkendali sebesar 8,36 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan laju inflasi Indonesia pada April 2015 yang mencapai 6,79 persen, kalah dibandingkan tingkat inflasi di negara-negara kawasan ASEAN. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) menjadikan inflasi Indonesia paling tinggi di wilayah ini.

Gubernur BI, Agus Martowardojo mengakui Indonesia sebelumnya telah menutup akhir tahun 2014 dengan pencapaian inflasi yang relatif terkendali sebesar 8,36 persen.

Realisasi tersebut diklaim sebagai suatu keberhasilan di tengah berbagai tantangan dan tekanan inflasi paska reformasi subsidi BBM akhir 2014. Laju inflasi di 2014 memang dijaga ke level rendah dibanding realisasi 2013 sebesar 8,38 persen.  

"Penurunan laju inflasi berlanjut di kuartal I 2015 sebesar 6,39 persen. Namun pada April ini ada peningkatan menjadi 6,79 persen year on year (yoy). Kenaikan itu disebabkan dampak lanjutan penyesuaian harga BBM," tutur dia dalam Rakornas Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) di Jakarta, Rabu (27/5/2015).

Agus mengakui tingkat inflasi Indonesia pada bulan keempat itu jauh lebih tinggi dibandingkan negara-negara kawasan ASEAN, seperti Malaysia, Filiphina, Thailand.

Dia menyebut, pada periode yang sama di mana inflasi Indonesia mencapai 6,79 persen, sementara negara ASEAN lain seperti Filipina hanya 2,2 persen, Malaysia 0,9 persen, Thailand mencetak deflasi 1 persen dan Singapura deflasi 0,3 persen.

"Kita harus mengupayakan koordinasi di tingkat pusat dan daerah untuk mencapai sasaran inflasi 4 plus minus 1 persen 2015-2017 dan 3,5 persen plus minus 1 persen di 2018," tegas dia.

Mantan Menteri Keuangan itu juga mengapresiasi reformasi subsidi BBM yang dilakukan pemerintah sehingga dapat mengurangi lonjakan inflasi serta menambah ruang fiskal untuk membangun infrastruktur serta meningkatkan daya saing dan mengurangi tekanan inflasi.

"Pemerintah pun merespons memitigasi dampak lanjutan BBM dengan cara pengendalian tarif angkutan darat serta program bantuan bagi masyarakat miskin," pungkas dia. (Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini