Sukses

Ini Pertumbuhan Ekonomi BI Versus Pemerintah

Gubernur BI, Agus Martowardojo mematok asumsi pertumbuhan ekonomi 5,4 persen sampai 5,8 persen pada tahun depan.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) lebih pesimistis mematok target pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibanding pemerintah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Hal tersebut tentu mempertimbangkan kondisi perlambatan ekonomi dunia dan Indonesia pada tahun depan.

Gubernur BI, Agus Martowardojo mematok asumsi pertumbuhan ekonomi 5,4 persen sampai 5,8 persen pada tahun depan. Sementara kurs rupiah ditargetkan pada kisaran 13.000 sampai 13.400 per dolar AS.

"Ketidakpastian ekonomi global masih tinggi, ada tekanan penguatan dolar AS ke seluruh mata uang, termasuk rupiah," ungkap dia saat Rapat Kerja bersama Badan Anggaran DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (28/5/2015).

Namun demikian, Agus optimistis ada penopang supaya mata uang rupiah kembali terapresiasi, antara lain karena melihat perbaikan prospek ekonomi Indonesia seiring penguatan fundamental ekonomi domestik, masuknya modal asing dan neraca pembayaran yang semakin membaik.

"Depresiasi kurs tidak selalu buruk, tapi kita yang menerapkan perekonomian terbuka tidak bisa menghindari tekanan global yang terjadi. Tapi kita tetap menjaga fundamental keseimbangan makro, mendorong ekspor dan menahan impor asal tidak berlebihan dan tidak menimbulkan dampak negatif," tutur dia.

Melongok asumsi makro ekonomi Indonesia dari pemerintah, Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun depan dalam kisaran 5,8 persen sampai 6,2 persen, dan level kurs rupiah direntang 12.800 sampai 13.200 per dolar AS.

"Asumsi pertumbuhan ekonomi 5,8 persen-6,2 persen cukup realistis di 2016 karena perbaikan ekonomi global, konsumsi rumah tangga dan investasi. Kita juga akan menjaga volatilitas kurs rupiah melalui serangkaian kebijakan bersama BI seperti menjaga defisit transaksi berjalan," jelas Bambang. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini