Sukses

Top 5 Bisnis: Soal Beras Plastik Masih Jadi Terpopuler

Ingin tahu artikel mana saja yang menarik perhatian pembaca di kanal bisnis Liputan6.com? Berikut lima artikel pilihannya:

Liputan6.com, Jakarta - Pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla agar Kepolisian memeriksa pelapor beras plastik di Bekasi, Dewi Septiana karena informasinya dianggap meresahkan masyarakat mengundang reaksi dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Menurut lembaga ini, pemerintah telah mengorbankan ‎Dewi Septiana sebagai korban pengalihan isu.

"Kalau sampai Dewi Septiana yang diperiksa, maka pemerintah mengorbankannya demi pengalihan isu. Mengalihkan persoalan yang lebih serius," tegas Anggota Pengurus Harian YLKI, ‎Tulus Abadi saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (28/5/2015).

Dia mendesak, Kepolisian dan pemerintah untuk mengusut tuntas siapa dalang atau pemain besar peredaran beras plastik di Bekasi. Kepolisian, sambungnya, harus bisa mengusut rantai distribusi beras-beras ilegal ini. "Dewi dikorbankan pemain-pemain besar beras," ujarnya.

Artikel mengenai ‎Dewi Septiana, Pelapor Beras Plastik Jadi Korban Pengalihan Isu tersebut telah menyita perhatian publik pada Kamis 28 Mei 2015. Tak hanya soal beras plastik, daftar merek paling berharga di dunia juga membuat pembaca penasaran.

Ingin tahu artikel mana saja yang menarik perhatian pembaca di kanal bisnis Liputan6.com? Berikut lima artikel pilihannya:

1. ‎Dewi Septiana, Pelapor Beras Plastik Jadi Korban Pengalihan Isu

YLKI mendesak Kepolisian dan pemerintah untuk mengusut tuntas siapa dalang atau pemain besar peredaran beras plastik di Bekasi. Kepolisian, kata Anggota Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi, harus bisa mengusut rantai distribusi beras-beras ilegal ini. "Dewi dikorbankan pemain-pemain besar beras," ujarnya.

Tugas pemerintah dan Kepolisian saat ini, kata Tulus ‎menegakkan hukum dan mengusut misteri beras plastik dengan merujuk pada hasil uji laboratorium dari Sucofindo atau dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Perdagangan dan Bareskrim Polri.

2. 10 Merek Paling Berharga di Dunia

Perusahaan database valuasi merek terbesar di dunia, BrandZ baru saja merilis jajaran merek paling berharga di dunia untuk kesepuluh kalinya. Masih seperti tahun lalu, Apple kembali didaulat sebagai merek paling berharga di dunia.

Melansir laman CNN Money, Kamis (28/5/2015), dengan kenaikkan valuasi 67 persen hingga US$ 247 miliar, Apple kembali memimpin dan mengalahkan Google. Dalam laporan bertajuk Top 100 Most Valuable Global Brands kesukesan iPhone 6 menjadi salah satu pendorong terkenalnya merek Apple.

BrandZ menghitung valuasi berbagai merek dengan menggunakan kedalaman data finansial dan berbagai wawancara terhadap tiga juta konsumen dari seluruh penjuru dunia.

3. 4 Trik Biar Cepat Diterima Saat Melamar Kerja

Bagi sebagian orang, melamar pekerjaan merupakan rangkaian proses rumit yang kadang tak membuahkan hasil. Tenang saja, CEO Karir.com Dino Martin berbagi beberapa trik yang memudahkan Anda saat melamar kerja.

Dino memaparkan, seluruh rangkaian proses melamar kerja harus dimulai dari bagaimana Anda belajar menulis daftar riwayat hidup atau curriculum vitae (CV) yang baik. Selain itu Dino juga mengingatkan, untuk membuat CV harus profesional, detil dan lengkap.

4. JK Ingin Pelapor Beras Plastik Diperiksa, YLKI Angkat Bicara

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menuding pemerintah melindungi pemain besar atau impor beras di Indonesia menyusul kasus peredaran beras plastik. ‎Pernyataan ini terlontar mengkritisi ucapan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) yang menginginkan Dewi Septiana pelapor beras plastik diperiksa Kepolisian atas informasi beras plastik.

"Kalau Dewi diperiksa, pemerintah ingin melindungi pemain besar atau pemain impor beras. Menjadikan Dewi sebagai‎ target sasaran itu salah namanya," ujar Anggota Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Kamis (28/5/2015).

5. Harga Minyak Turun, Miliarder di Negara Ini Jadi Korban

Jatuhnya harga minyak global tak hanya berdampak cukup dalam pada perekonomian global tapi juga pada sejumlah miliarder terkaya di Rusia. Pasalnya, sebagian besar miliarder Rusia mendapatkan kekayaan dari komoditas tersebut.

Melansir laman CNBC, Kamis (28/5/2015), menurut laporan Wealth-X dan UBS Billionaire Cencus, total kekayaan 114 miliarder Rusia di indeks tersebut telah secara signifikan terkena dampak dari turunnya pendapatan untuk komoditas minyak. Nilai kepemilikan sahamnya di perusahaan yang berkaitan dengan minyak juga turun. (Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini