Sukses

4.000 Rumah di Surabaya Bakal Dialiri Gas

Sekitar 6.000 kepala keluarga telah menikmati manfaat dari program jaringan gas kota.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya ingin semakin banyak kepala keluarga (KK) yang dapat menikmati manfaat dari program jaringan gas kota yang dikembangkan di kota tersebut.

Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, saat ini dari jumlah kepala keluarga (KK) di Kota Surabaya sebanyak 800 ribu KK, sekitar 6.000 KK diantaranya sudah menikmati fasilitas tersebut. Jumlah tersebut akan ditambah pada tahun ini.

"Akan ada tambahan untuk 3.000 KK-4.000 KK pada tahun ini," ujarnya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (29/5/2015).

Dia menjelaskan, jaringan gas tersebut untuk sementara memang diarahkan untuk keperluan usaha kecil dan menengah (UKM). Hasilnya, biaya produksi dari UKM tersebut mampu ditekan hingga 50 persen.

"Kami punya kampung lontong, di situ semuanya bikin lontong. Mereka masak 24 jam masak pakai elpiji, kemudian kami serahkan ada 280 KK, itu biayanya turun 50 persen. Sekarang sudah beberapa daerah, tahun ini lebih besar lagi untuk rumah tangga, untuk hotel restoran. Itu lagi dikerjakan," jelasnya.

Selain itu rumah tangga, Pemerintah Kota Surabaya juga akan mendorong penggunaan bahan bakar gas (BBG) untuk sektor transportasi. Untuk itu, pihaknya sudah menggandeng PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk menyuplai kebutuhan gas di SPBU.

"Saya sampaikan ke Pak Menteri bahwa Surabaya pernah punya satu SPBG. Tapi di Surabaya orang bukan tidak mau gunakan, tetapi karena jaraknya jauh sehingga penggunaan BBG tidak efektif. Kita sepakat dengan PGN untuk meningkat suplai. Kalau dijamin suplainya, SPBU bisa dimasuki SPBG," kata dia.

Untuk tahun ini, lanjut Risma, di Kota Surabaya akan ada lima SPBG baru yang akan dibangun oleh PGN.

"Kalau dari PGN ada tambahan lima unit (SPBG) dan beberapa kendaraan kami sudah mulai gunakan gas. Kalau terjadi masyarakat akan senang, karena efisien, murah dan sehat. Karena kualitasnya lebih baik dibandingkan premium," tandasnya. (Dny/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini