Sukses

Savana Residence Pasarkan Rumah Seharga Rp 120 Juta

Savana Residence memasarkan 100 unit rumah pada tahap pertama.

Liputan6.com, Jakarta - Rumah subsidi menjadi incaran konsumen terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Ini terbukti dari penjualan perumahan Savana Residence yang dipasarkan PT Mida Karya Abadi Land (Mika Land).

Dalam tempo empat bulan sebanyak 600 unit rumah di Jalan Raya Munjul Tigaraksa, Tangerang, Banten diserap pasar. Abdul Hamid, CEO Mika Group mengatakan, pembeli Savana Residence umumnya pegawai pabrik yang ada di kawasan Tigaraksa. Namun, hal ini tidak terlepas dari proses pembangunan yang sudah dilakukan pihaknya.

"Konsumen ingin melihat perumahan yang sudah berjalan pembangunannya, bukan cuma melihat brosur. Kami di sini telah melakukan cut and fill, membuat pintu gerbang dan rumah contoh. Ini yang membuat Savana Residence diminati ketimbang perumahan lain di sekitarnya," kata Hamid, seperti dikutip dari laman www.rumah.com, Senin (1/6/2015).

Pada tahap pertama, ia mengatakan, Savana Residence memasarkan 100 unit rumah, dan tahap kedua 500 unit. "Seluruh unit terjual dalam kurun Desember 2014 hingga April 2015," kata Hamid.

Dia mengatakan, Mika Land akan kembali meluncurkan 600 unit rumah di tahap ketiga pada pertengahan Juni mendatang. Untuk mengembangkan 1.200 unit rumah, Mika Land telah menyiapkan lahan sebesar 10 hektar. Namun Hamid menyatakan, pihaknya tengah melakukan pembebasan lahan sehingga lahan Savana Residence ditargetkan dapat mencapai 50 hektar.

Sementara itu, CEO Mika Land, Misbah Usman mengatakan, Savana Residence menawarkan rumah subsidi dengan luas tanah 60m2 dan luas bangunan 30 m2.

"Kami memasarkan rumah ini dengan harga Rp 120 juta per unit, atau masih di bawah plafon harga rumah subsidi di Tangerang yang dipatok Rp 126 juta," kata Usman.

Untuk memiliki unit rumah di Savana Residence, Usman mengatakan, konsumen cukup booking fee Rp1 juta dan membayar uang muka sebesar 10 persen. "Kami juga didukung BTN yang peduli dengan kebutuhan hunian rakyat di Indonesia," kata Usman. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini