Sukses

Harga Minyak Stabil, OPEC Pertahankan Produksi

OPEC yakin strateginya membiarkan harga minyak jatuh guna meningkatkan biaya produksi minyak telah berhasil.

Liputan6.com, Wina - Organisasi minyak dunia, Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) yakin strateginya membiarkan harga minyak jatuh guna meningkatkan biaya produksi minyak telah berhasil. Para menteri dari seluruh anggota negara OPEC mengatakan, proyeksi harga minyak tampak meningkat setelah stabil di dekat level US$ 65 per barel.

Dengan begitu, seperti dilansir dari Financial Times, Kamis (4/6/2015), OPEC tetap pada keputusannya untuk mempertahankan kapasitas produksi minyak hariannya meski harga minyak belum kembali ke level tertingginya tahun lalu. Sebagian negara yakin harga minyak akan naik lebih tinggi dalam waktu dekat mengingat kebutuhan pasar saat ini terpenuhi dengan baik.

Menteri Perminyakan Irak Adel Abdel Mahdi mengatakan, ada rasa penerimaan di kalangan anggota OPEC. Meski beberapa negara anggota masih berusaha beradaptasi setelah selama ini terbiasa dengan harga minyak di atas US$ 100 per barel.

"Ada optimisme dan penerimaan pada situasi saat ini di mana harga minyak belum mampu kembali ke level di atas US$ 100 per barel," kata Mahdi saat menjawab apakah OPEC akan mempertahankan jumlah produksi minyaknya.

Mahdi bergabung dengan anggota lemah OPEC termasuk Angola dan Venezuela yang mengatakan harga yang fair bagi minyak akan berada di kisaran US$ 75 - US$ 80 per barel. Beberapa yang lain mengatakan, di kisaran harga tersebut, produsen minyak AS ajan terdorong untuk meningkatkan produksinya.

Pada November, OPEC mengumumkan pihaknya akan mempertahankan produksi minyak sebanyak 30 juta barel per hari meskipun harga semakin rendah. Sejak saat itu, Arab Saudi dan Irak terus meningkatkan produksinya hingga akhirnya OPEC tercatat menghasilkan 31 juta barel per hari.

Dengan pertemuan OPEC di wina, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan, harga minyak dapat berfluktuasi di kisaran US$ 60 - US$ 70 per barel. Rusia memiliki biaya produksi terendah di antara negara maju lain tapi pendapatan negara sempat berkurang lantaran turunnya harga minyak.

Sementara negara paling berpengaruh di OPEC, Arab Saudi mengatakan, pasar minyak dunia akan lebih kuat dalam jangka panjang.

"Kami telah berhasil memenuhi permintaan minyak global dan saya tak melihat banyak perubahan," kata Menter Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi. (Sis/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini