Sukses

Awal Sesi Perdagangan, IHSG Kembali Tertekan Sentimen Regional

Investor asing masih melanjutkan aksi jual pada pagi ini. Investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 11 miliar.

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah mengikuti bursa saham Asia dan global. Sejumlah sentimen negatif membayangi laju bursa saham Asia dan dunia sehingga berdampak ke IHSG.

Pada pra pembukaan perdagangan saham Jumat (5/6/2015), IHSG melemah 14,21 poin (0,28 persen) ke level 5.081,61. Penurunan indeks saham ini berlanjut pada pukul 09.00 WIB. IHSG melemah 12,24 poin (0,24 persen) ke level 5.083,61.

Indeks saham LQ45 turun 0,35 persen ke level 975,94. Sebagian besar indeks saham acuan melemah kecuali indeks saham DBX yang menguat 0,24 persen ke level 694,42.

Hanya ada 30 saham yang menguat. Sedangkan 68 saham berada di zona merah sehingga menekan IHSG. Adapun 56 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 4.341 kali dengan volume perdagangan saham 115 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 126,05 miliar.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.085,97 dan terendah 5.079,74. Secara sektoral, sebagian besar sektor melemah kecuali sektor perkebunan yang menguat 0,38 persen.

Sektor yang mengalami pelemahan tertinggi adalah sektor industri dasar yang turun 0,56 persen dan disusul oleh sektor konstruksi yang melemah 0,53 persen.

Berdasarkan data RTI, investor asing masih melanjutkan aksi jual pada pagi ini. Investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 11 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 11 miliar.

Saham-saham yang menggerakan indeks saham dan mencatatkan keuntungan antara lain saham BKSW naik 17 persen ke level Rp 660 per saham, saham KIAS mendaki 16,50 persen ke level Rp 120 per saham, dan saham SIMA menanjak 15 persen ke level Rp 115 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham FORU turun 9,77 persen ke level Rp 600 per saham, saham RBMS melemah 9,30 persen ke level Rp 78 per saham, dan saham TMPO susut 4,72 persen ke level Rp 101 per saham.

Analis First Asia Capital, David N Sutyanto menjelaskan, IHSG kemarin kembali didominasi aksi jual terutama di sesi dua setelah pasar kembali mengkhawatirkan pergerakan rupiah atas dolar AS yang sempat menembus level Rp 13.300 per dolar AS.

Sebelumnya pasar juga mencemaskan kenaikan tingkat inflasi menjelang bulan puasa dan menyambut Idul Fitri bulan depan setelah data inflasi Mei lalu melonjak mencapai 7,15 persen. Ekpektasi kenaikan inflasi juga dialami sejumlah kawasan ekonomi dunia lainnya.

Sementara pasar saham global tadi malam kembali dilanda koreksi. Di zona Euro, indeks eurostoxx koreksi 0,77 persen, merespon kekhawatiran penyelesaian utang Yunani yang bisa membuat negara tersebut keluar dari zona Euro.

"Selain terdampak dari krisis utang Yunani, koreksi juga dipicu antisipasi pasar atas data tenaga kerja yang keluar akhir pekan ini," jelasnya.

Kondisi pasar saham global yang kurang kondusif tersebut akan mempengaruhi perdagangan saham akhir pekan ini. IHSG diperkirakan rawan koreksi lanjutan dibayangi dengan tren pelemahan lanjutan rupiah atas dolar AS. "IHSG diperkirakan bergerak dengan support di 5030 dan resistance di 5110," tutupnya. (Gdn/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini