Sukses

Data Tenaga Kerja AS Membaik Tekan Bursa Asia

Indeks MSCI Asia Pasifik tergelincir kurang dari 0,1 persen menjadi 147,83 pada pukul 09.03 waktu Tokyo, Jepang.

Liputan6.com, Hong Kong - Saham-saham di kawasan Asia Pasifik (Bursa Asia) melemah dan berada di level terendah dalam dua bulan terakhir. Pemicu pelemahan Bursa Asia adalah sentimen membaiknya data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang membuat pelaku pasar memperkirakan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) akan naik sesuai dengan perkiraan.

Mengutip Bloomberg, Senin (8/6/2015), Indeks MSCI Asia Pasifik tergelincir kurang dari 0,1 persen menjadi 147,83 pada pukul 09.03 waktu Tokyo, Jepang. Pada pekan lalu, Indeks MSCI Asia Pasifik melorot 2,3 persen dan pada perdagangan Jumat (5/6/2015) berada di level terendah sejak 3 April 2015.

Indeks Topix Jepang naik 0,3 persen. Indeks NZX Selandia Baru hanya sedikit berubah dan Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,2 persen. Pasar saham di Australia tutup karena ada hari libur nasional, sementara indeks China dan Hong Hong belum dibuka.

Pendorong pelemahan Bursa Asia adalah sentimen regional di mana pelaku pasar memperkirakan bahwa The Fed akan segera menaikkan suku bunga acuan di tahun ini atau kemungkinan akan dilakukan pada September 2015 nanti.

Investor mengambil kesimpulan tersebut setelah melihat bahwa data tenaga kerja AS yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja AS memperlihatkan angka yang cukup baik dalam 5 bulan terakhir.

"Ada sejumlah ketidakpastian di luar sana, menanggapinya pasar akan terus konsolidasi," jelas Analis Baring Asset Management Ltd, Hong Kong, Khiem Do. Selama ini memang ada beberapa sentimen negatif dari regional sehingga pelaku pasar lebih memilih untuk berhati-hati dalam melakukan transaksi. Namun sentimen terbesar adalah rencana kenaikan suku bunga AS karena ekonomi AS sudah membaik.

Angka tenaga kerja naik dari 119 ribu pada Maret 2015 menjadi 221 ribu pada April 2015. Peningkatan itu menandai cepatnya laju lowongan kerja baru yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan di AS. Kenaikan tersebut pernah juga terjadi pada akhir 2014 namun di awal tahun ini kembali melemah. Sebelumnya, tingkat pengangguran pernah mencapai level 5,5 persen.

Sentimen tersebut meningkatkan proyeksi The Fed akan segera menaikkan suku bunganya tahun ini. Kemungkinan besar setelah bulan Juni ini. Para analis memperkirakan suku bunga sudah pasti akan naik pada tahun ini. Saat ini yang menjadi perdebatan adalah apakah kenaikannya akan dilakukan satu kali saja atau secara periodik.

Di minggu kemarin, Bursa Asia sempat menguat setelah IMF menyarankan The Fed untuk menunda rencananya menaikkan tingkat suku bunga hingga 2016. Saran tersebut dilontarkan setelah IMF mengumumkan menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi AS tahun ini. (Gdn/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini