Sukses

Direktur BRI Diangkat Jadi Bos Baru Bulog

Djarot telah menerima kabar bahwa ia ditunjuk sebagai Direktur Utama Bulog cukup mendadak.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara BUMN) menunjuk Djarot Kusumayakti menjadi Direktur Utama Perum Bulog menggantikan Lenny Sugihat. Djarot dan Lenny merupakan lulusan almamater yang sama yaitu PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI).

Sebelum berlabuh di Bulog, Djarot sebelumnya menjabat sebagai Direktur Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BRI. Sedangkan Lenny sebelum memimpin Bulog merupakan Direktur Pengendalian Risiko Kredit.

Djarot diangkat menjadi orang nomor satu di perusahaan yang diharapkan mampu mengendalikan harga pangan tersebut melalui surat keputusan Menteri BUMN Nomor SK-87/MBU/06/2015 tanggal 8 Juni 2015.

Djarot telah menerima kabar bahwa ia ditunjuk sebagai Direktur Utama Bulog cukup mendadak. "Dapat kabar baru sekitar satu minggu atau dua minggu lalu," kata Djarot, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (8/6/2015).

Menurutnya, tidak ada upacara pengangkatan dan hanya ada penyerahan Surat Keputusan dari pihak Kementerian BUMN. Hal tersebut sengaja dilakukan. "Tidak ada pelantikan, hanya dapat Surat Keputusan saja. Kami kurangi yang sifatnya seremonial," tuturnya.

Direksi Baru Perum Bulog.

Selain mengangkat Djarot, Menteri BUMN Rini Soemarno juga mengangkat Direksi Baru Bulog yaitu Wahyu Suparyono yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama Perusahaan Perdagangan Indonesia dan Wahyu mantan Direktur Pemasaran Pertani.

Sebelumnya, Deputi Bidang Usaha Industri Primer Kementerian BUMN Muhamad Zamkhani mengatakan bahwa pencopotan Lenny karena sejak awal tahun kinerja yang ditunjukkan oleh Bulog belum sesuai harapan.

Dari target penyerapan gabah yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebesar 4 juta ton pada 2015, hingga saat ini perusahaan plat merah tersebut baru bisa menyerap sebanyak 1,2 juta ton.

"Alasanya supaya Bulog lebih kencang lagi, seperti soal penyerapan gabah. Sekarang masih kurang. Target Pak Presiden kan 4 juta ton, sekarang baru 1,2 juta ton. Sedangkan puncak panen hanya 3 bulan," jelasnya.

Zamkhani juga menyatakan bahwa hingga saat ini, Kementerian BUMN belum memutuskan pengganti Lenny setelah resmi dicopot. "Belum ada penggantinya," tandas dia. (Pew/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.