Sukses

Pernah Cetak Rekor di Bursa Saham, Miliarder Ini Justru Menyesal

Seperti banyak perusahaan yang sudah IPO, Alibaba telah menghadapi tekanan ekstra dari investor.

Liputan6.com, New York - Perusahaan jual beli online asal China, Alibaba, tercatat pernah mencetak rekor penawaran saham perdana ke publik (IPO) terbesar di dunia dengan sukses menghasilkan dana US$ 25 miliar di Bursa Sahan New York, Amerika Serikat (AS). Uniknya, pria di balik IPO terbesar dunia itu sebenarnya tak ingin perusahaan yang didirikannya bisa menjadi besar seperti saat ini.

Adalah Jack Ma, bos perusahaan jual beli online terbesar di China tersebut sangat menyesali aksi korporasi itu. "Kehidupan perusahaan semakin sulit setelah Alibaba mencetak rekor pada debut pertamanya di pasar modal pada September 2014. Setelah itu, situasi semakin memburuk," kata Ma melansir laman CNN Money, Rabu (10/6/2015).

Dia menjelaskan, jika ada kehidupan kedua, dirinya lebih memilih untuk membiarkan perusahaannya tersebut tetap menjadi perusahaan privat.

Pernyataan Ma tersebut tentu mengherankan banyak pihak khususnya karena kata-kata itu dilontarkan kurang dari setahun sejak perusahaannya mencetak rekor di Wall Street.

Seperti banyak perusahaan yang sudah 'go public', Alibaba telah menghadapi tekanan ekstra dari investor, regulator, dan media yang saat ini bermain di panggung lebih besar.

"Sekarang bukan hanya pegawai yang mengamati kami, tapi seluruh dunia ikut menjadi pengamat. Anda benar-benar harus terbiasa dengan hal itu," kata Ma.

Alibaba kini tengah berupaya keras mendorong kinerja perusahaan agar tetap positif mengingat para investor tidak suka dengan kinerja perusahaan yang dilihatnya saat ini. Pada IPO September lalu, harga saham Alibaba dijual seharga US$ 68 per lembar.

Karenanya, nilai perusahaan naik hingga US$ 168 miliar, tiga kali lipat di atas e-Bay saat itu. Para investor tampak kelaparan dan mengincar saham Alibaba yang dibuka di harga US$ 92,7 per lembar sehari setelah IPO.

Meski begitu, level itu tampaknya terlalu tinggi bagi Alibaba. Harga sahamnya kini diperdagangkan di bawah US$ 88 per lembar. Artinya para investor kini mulai mengalami kerugian. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini