Sukses

Pembicaraan Utang Yunani Temui Jalan Buntu Tekan Wall Street

Pelaku pasar cenderung berhati-hati dipengaruhi sentimen Yunani dan suku bunga sehingga menekan bursa saham AS.

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan saham akhir pekan ini didorong pembicaraan penyelesaian utang Yunani temui jalan buntu.

Ditambah kekhawatiran pelaku pasar terhadap rencana kenaikan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) sehingga membuat pelaku pasar berhati-hati.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Dow Jones melemah 140,53 poin (0,78 persen) ke level 17.898,84. Indeks saham S&P 500 tergelincir 14,75 poin (0,7 persen) ke level 2.094,11. Diikuti indeks saham Nasdaq merosot 31,41 poin (0,62 persen) ke level 5.051,10.

Selama sepekan, indeks saham Dow Jones menguat 0,3 persen, indeks saham S&P 500 naik 0,1 persen. Sedangkan indeks saham Nasdaq tergelincir 0,3 persen.

Sejumlah sentimen menarik perhatian pelaku pasar pada akhir pekan ini. Hal itu membuat pelaku pasar cenderung berhati-hati. Sentimen utama masih dari penyelesaian krisis utang Yunani.

Setelah Dana Moneter Internasional/International Monetary Fund (IMF) menghentikan pembicaraan dana talangan dengan Yunani, pejabat Uni Eropa menyatakan, pihaknya mengadakan diskusi formal pertama untuk skenario terburuk.

Sentimen lainnya berasal dari AS. Pelaku pasar cenderung berhati-hati menjelang pertemuan bank sentral AS/The Federal Reserve pada pekan depan. Sejumlah data ekonomi AS yang cukup baik membuat spekulasi kalau ini jadi momentum bagi bank sentral AS untuk menaikkan suku bunga.

Data kepercayaan konsumen AS melonjak pada awal Juni. Indeks sentimen konsumen naik menjadi 94,6 dari 90,7 pada Mei.

"Ini situasi Yunani lagi, yang telah terjadi sehari-hari. Sebuah reli besar dapat diikuti oleh penurunan. Apalagi pelaku pasar juga memperhatikan resolusi dari penyelesaian utang Yunani," ujar Mark Luschini, Kepala Riset Janney Montgomery Scott, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (13/6/2015).

Ia menambahkan, pelaku pasar juga cenderung berhati-hati menjelang pertemuan bank sentral AS. Sejumlah ekonom mengharapkan bank sentral AS dapat menaikkan suku bunga pada September. Ini jadi kenaikan suku bunga pertama dalam hampir satu dekade. Dengan kenaikan suku bunga dapat memperketat aliran uang.

Sementara itu, pelemahan indeks saham ini juga didorong dari penurunan sektor saham energi. Hal itu dipicu harga minyak merosot dalam dua hari berturut-turut.Sektor saham energi pun turun 1,2 persen, dan memimpin penurunan. Ini diikuti sektor saham kesehatan yang melemah 1,1 persen.

Sedangkan sejumlah saham bergerak positif menjelang akhir pekan antara lain Twitter. Saham Twitter naik 0,2 persen menjadi US$ 35,90 setelah Chief Executive Officer (CEO) Twitter Dick Costolo mengundurkan diri. Sedangkan penurunan saham terbesar dialami saham Eli Lily yang turun 2,7 persen menjadi US$ 84,21 setelah ada laporan asosiasi Alzheimer tidak menawarkan data uji coba dari obat percobaan milik Eli Lily.

Adapun volume perdagangan saham tercatat 5 miliar saham di bursa saham AS. Angka ini di bawah rata-rata harian sekitar 6,1 miliar saham pada Juni. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini