Sukses

Alasan Tukang Ojek Ogah Gabung ke Go-Jek

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama meminta tukang ojek untuk bergabung dengan Go-Jek.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama alias Ahok meminta tukang ojek untuk bergabung dengan jasa transportasi roda dua berbasis aplikasi mobile, Go-Jek. Namun, tidak semua tukang ojek mau mengikuti imbauan Ahok tersebut. Apa alasannya?

Yosi (46), tukang ojek di kawasan Senayan, Jakarta menilai kehadiran Go-Jek mengancam keberadaan ojek lain yang biasa mencari setoran di pangkalan. Tukang ojek ini harus rela kehilangan pelanggan dan akhirnya menurunkan pendapatan mereka.

Dia mengungkapkan, sebagian rekan seprofesinya kini sudah bergabung dalam satu komunitas Go-Jek. Dia mencatat ada 10 orang rekannya beralih menjadi Go-Jek.

Mereka dibekali dua helm, satu jaket berwarna hijau terang bertuliskan Go-Jek. Canggihnya, Go-Jek difasilitasi dengan sebuah ponsel berbasis sistem operasi Andorid yang menjadi alat komunikasi antara penumpang, tukang ojek dan perusahaan. Perusahaan pun dapat memantau kinerja setiap Go-Jekers dan orderan mereka.

"Go-Jek mendapat bonus Rp 50 ribu setiap lima kali tarikan. Jadi kalau 10, ya tinggal diakumulasi saja. Syaratnya mereka harus selalu stand by setiap ada panggilan tugas," ucap Yosi saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Senin (15/6/2015).

Sejak kehadiran Go-Jek, dia mengaku pendapatan hariannya merosot, dan terkadang penumpang ojek pangkalan diserobot Go-Jek sehingga tak jarang antara Go-Jek dan ojek pangkalan saling beradu mulut sampai adu jotos.

"Langganan banyak yang kabur pakai Gojek, dari 7 orang langganan, sekarang saya cuma pegang 3 orang. Penghasilan pun turun dari biasanya Rp 100 ribu per hari, jadi cuma Rp 50 ribu-Rp 80 ribu," tutur Yosi.
 
Meski terlihat enak dan sangat menjanjikan, Yosi belum siap untuk bergabung di komunitas Go-Jek. Padahal untuk mendaftar, tidak dipungut biaya apapun. Hanya katanya, menyerahkan ijazah atau surat nikah atau Kartu Keluarga asli sebagai jaminan.

"Untuk sementara ini belum mau ke Go-Jek, sebab itukan ibaratnya pekerja. Harus selalu siap bila ada panggilan, enggak bisa seenaknya bekerja. Sedangkan di sini, saya masih bebas, mau pulang jam berapa saja tak ada yang larang," papar dia.

Supaya tidak tergilas persaingan layanan Go-Jek, Yosi mengatakan hanya bisa memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang. Dia menjanjikan keselamatan, keamanan dan kenyamanan penumpang.

"Sebisa mungkin enggak ugal-ugalan, ramah, murah senyum dan melayani penumpang sebaik-baiknya. Itu saja, saya enggak pakai cara yang aneh-aneh. Rezeki orang kan beda-beda," ujarnya optimistis.

(Fik/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • PT Gojek Indonesia atau bisa juga disebut Gojek adalah sebuah layanan jasa berbasis aplikasi.
    PT Gojek Indonesia atau bisa juga disebut Gojek adalah sebuah layanan jasa berbasis aplikasi.

    GoJek

Video Terkini