Sukses

RI Harus Banjiri Dunia dengan Kopi Luwak dan Batu Akik

Pemerintah dan pengusaha harus membanjiri dunia dengan produk asli Indonesia, seperti kopi luwak dan batu akik.

Liputan6.com, Jakarta - Murahnya harga jual berbagai produk luar negeri di seluruh dunia tidak terlepas adanya perang harga saat ini. Indonesia harus mempunyai strategi khusus untuk mendiversifikasi produk ekspor sehingga dapat memenangkan persaingan di tengah kondisi ekonomi dunia yang sedang sulit. 

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo memperkirakan, penurunan harga komoditas masih akan memicu perang harga terutama karena harga produk ekspor utama Indonesia seperti minyak kelapa sawit mentah (CPO), batu bara, barang mesin, listrik dan mobil di Mei 2015 dibanding April lalu.

"Jadi saya rasa pemerintah dan pengusaha harus punya strategi lain, jangan hanya ekspor tradisional tapi mulai berpikir ekspor produk kreatif," saran dia di kantornya, Jakarta, Senin (15/6/2015). 

Sasmito mengakui, pemerintah dan pengusaha harus membanjiri dunia dengan produk asli Indonesia, seperti kopi luwak dan batu akik. Kedua produk tersebut memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan, mengingat ekspor kopi dan perhiasan atau permata terus mengalami peningkatan. Contoh lainnya produk mebel Indonesia yang dikenal unik.  

"Kopi luwak kita kalau dikembangkan bisa jadi kopi elit dunia. Bahkan jika membanjiri dunia, bisa mengalahkan Starbucks. Ekspor perhiasan atau permata, dari batu akik juga tinggi, tinggal dipromosikan saja. Nanti laki-laki di seluruh dunia pakai batu akik, dan biar negara lain ikut-ikutan bikin, yang penting kan kita yang mempopulerkan," terang Sasmito.

Seperti diketahui, ekspor kopi Indonesia mengalami kenaikan 40,31 persen dari US$ 330,55 juta menjadi US$ 463,80 juta sepanjang Januari-Mei 2015. Sedangkan ekspor perhiasan atau permata termasuk batu akik naik drastis 56,68 persen.

"Ke depan, ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) masih akan tinggi. Karena Duta Besar AS pernah mengatakan akan menjadi partner utama dagang Indonesia selain berharap dari membaiknya perekonomian China," tegas Sasmito.(Fik/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.