Sukses

Abrasi Bikin Lahan Sawit di Riau Terkikis

Bengkalis merupakan salah satu pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Malaysia.

Liputan6.com, Jakarta - Provinsi Riau dikenal sebagai salah satu daerah penghasil kelapa sawit terbesar di Indonesia. Namun, produksi kelapa sawit dari Riau secara perlahan mulai berkurang karena terhambat masalah alam.

Bupati Bengkalis, Herliyan Saleh mengatakan, Kabupaten Bengkalis merupakan salah satu kabupaten di Riau yang menghasilkan cukup banyak kelapa sawit. Namun sejak beberapa tahun lalu jumlah produksi kelapa sawit di Bengkalis terus berkurang karena lahan terkikis abrasi.

Menurut Herliyan, wilayah tanam kelapa sawit terus berkurang, digrogoti air laut sejak 1960. " Terjadinya abrasi mulai dari 1960 sampai saat ini," katanya, di Bengkalis, Riau, Rabu (17/6/2015).

Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, menambahkan, akibat abrasi tersebut, wilayah Pulau Bengkalis telah berkurang hingga 1 kilometer (km). hal tersebut tentunya merugikan negara. "Khususnya masalah abrasi pantai hampir 1 km berkurangnya," tuturnya.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro yang meninjau langsung salah satu titik lokasi abrasi mengungkapkan, abrasi yang terjadi di Riau akan menjadi salah satu fokus pemerintah.

Pasalnya, Bengkalis merupakan salah satu pulau terluar yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Dengan berkurang garis pantai maka akan berpengaruh kepada batas terluar RI. "Pertama kami harus perhatikan batas terluar kebetulan Bengkalis batas terluar Malaysia," tuturnya.

Selain itu, abrasi juga mengancam perekonomian. Pasalnya, lahan kelapa sawit telah mengalami pengurangan selaus 1.500 Hektare dalam 17 tahun. Padahal, kelapa sawit merupakan produk unggulan Provinsi Riau dan andalan ekspor Indonesia.

Oleh karena itu harus ada upaya dari berbagai pihak, seperti Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Pemerintah Pusat untuk menanggulangi abrasi ini, agar tak semakin menggerus tanah dengan membangun pemecah ombak dan menanam kembali tanaman mangrove.

"Kami sampikan menteri terkait Pekerjaan Umum dan Menteri Lingkungan Hidup untuk menjaga wilayah potensial ini tak tergerus ombak, ada upaya ekstra menjaga kekuatan pulau ini ditambah pengembangan hutan bakau disesuaikan tembok yang dibangun," pungkasnya. (

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini