Sukses

Investasi Jadi Kunci Jokowi Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi

Dengan anggaran belanja infrastruktur ratusan triliun rupiah, pemerintah percaya diri dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Sadar ekspor Indonesia tengah dilanda masalah, pemerintah kini fokus pada investasi sebagai sumber pertumbuhan ekonomi tahun ini.

Dengan anggaran belanja infrastruktur ratusan triliun rupiah, pemerintah percaya diri dapat menyerap dana tersebut dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang diramalkan kalangan pengusaha akan merosot pasca Lebaran.

Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengatakan, upaya pemerintah mendorong investasi ada dua sumber, yakni berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan investasi swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Jika belanja infrastruktur Rp 275 triliun di APBN terserap, maka akan menciptakan pertumbuhan tinggi usai Lebaran yakni Agustus-September 2015. Karena sebagian besar pengeluaran sudah mulai terealisasi Mei lalu," cetus dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, seperti dikutip Kamis (18/6/2015).

Selain itu, Bambang menambahkan, pemerintah juga mengandalkan kegiatan penanaman modal yang datang dari perusahaan pelat merah dan swasta. Rata-rata pertumbuhan investasi swasta di kuartal I 2015 mencapai 15 persen.

"Investasi swasta dan BUMN perlu dijaga dan ditingkatkan supaya bisa menjadi sumber pertumbuhan setelah Lebaran. Kehadiran investasi bisa menutup hilangnya momentum pertumbuhan usai Lebaran yang biasanya didongkrak dari konsumsi domestik," tutur dia.

Dia mengakui belanja pemerintah agak terlambat karena alasan yang jelas. Namun Bambang berkelit pemerintah Jokowi perlu merombak tootal APBN yang sudah disusun pemerintah sebelumnya pada Oktober lalu. Revisi APBN ini, dikatakan membuat seluruh sistem berubah termasuk dokumen anggaran dan mekanisme pencairan.

"Belum lagi ada 13 Kementerian yang mengalami perubahan struktur organisasi. Tapi sekarang belanja negara sudah mulai lancar, kita optimistis spending pemerintah akan meningkat setelah Juni," ujarnya.

Hingga pekan lalu, Bambang menuturkan, realisasi belanja pemerintah telah mencapai Rp 650 triliun atau 32 persen dari total belanja di APBN-Perubahan 2015. Dan dia memperkirakan pemerintah akan menyerap belanja lebih dari 90 persen sampai dengan akhir tahun.

Bagaimana dengan upaya pemerintah menggenjot pertumbuhan ekspor agar tidak terkontraksi lebih dalam karena pelemahan harga komoditas?.

Bambang mengatakan, pemerintah akan mendorong peningkatan ekspor olahan. Selain itu, memperkuat pasar domestik melalui kebijakan penggunaan konten lokal atau produk dalam negeri dalam setiap kegiatan belanja pemerintah atau yang didanai dari APBN. "Kecuali produk-produk yang belum ada dan masih harus diproduksi di luar negeri," pungkasnya.(Fik/Nrm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.