Sukses

5 Perusahaan yang Sukses dari Ide Sederhana

Memulai bisnis itu perkara mudah. Dari sebuah ide di kepala, ke kertas, lalu ke toko atau situs internet.

Liputan6.com, New York - Telah banyak cerita soal bisnis skala kecil dan menengah yang ternyata menjadi tulang punggung perekonomian negara tertentu. Lihat saja kiprah perusahaan ritel Walmart dan juga perusahaan teknologi Apple yang berawal dari bisnis kecil. Dua perusahaan itu meruntuhkan mitos kalau bisnis kecil hanya bertahan dalam waktu tiga tahun.

Memulai bisnis itu perkara mudah. Dari sebuah ide di kepala, ke kertas, lalu ke toko atau situs internet. Tapi membuatnya bertahan dan menjadi sukses adalah hal yang sulit.

Ini 5 perusahaan sukses yang berawal dari ide sederhana, seperti dikutip dari Lifehack.org, Minggu (21/6/2015):

1. Cheekd

Pendiri dan bos Cheekd.com, Lori Cheek, memulai karier sebagai arsitek. Setelah bekerja 15 tahun di industri itu, ia memberanikan diri masuk ke dunia teknologi.

Ia terpaksa berpikir kreatif untuk mencari dana bagi perusahaannya. Ia pernah menjual baju-baju para desainer di eBay hingga menjadi pengantar anjing jalan-jalan.

Dana US$ 75 ribu berhasil ia kumpulkan. Tak hanya itu, ia juga mendapatkan hubungan yang baik dengan banyak orang. Sampai akhirnya, Cheekd terbentuk.

Aplikasi kencan ini menghubungkan orang secara langsung, bukan virtual. The New York TImes menyebut Cheekd sebagai aplikasi kencan masa depan.

2. Air Ad Promotions

Marty Buckhlot memulai perusahaan ini pada 1989. Suatu hari ia membaca majalah Entrepreneur. Buckhlot kemudian mendapat ide untuk membuat perusahaan periklanan memakai balon udara.

Awal mulanya, perusahaan ini tidak mendapat arus kas yang baik. Hutang menumpuk, sementara Buckholt hanya memiliki kurang dari US$ 3 ribu di rekeningnya.

Namun, dengan kerja keras Air Ad Promotions berhasil meraih pendapatan US$ 100 ribu pada tahun pertamanya.

3. Fundrise

Perusahaan ini muncul dari pertanyaan sederhana, "Mengapa orang tidak bisa berinvestasi di real estate?". Para pendirinya memiliki ide untuk mengubah bangunan terbengkalai menjadi sebuah restoran dan ruang retail.

Tantangan tersulitnya adalah mencari modal. Bank tidak memberi kesempatan kepada mereka karena proyek ini terlalu berisiko. Untungnya mereka bertahan setelah mendapat validasi dari masyarakat sekitar bangunan.

Mereka memperoleh US$ 12 ribu pada tahun pertama dan terus tumbuh sesudahnya. Tahun lalu, sebuah perusahaan teknologi dari China menanamkan modal US$ 35 juta ke Fundrise. Sekarang anggotanya mencapai 50 ribu orang yang telah berinvestasi di 55 proyek di Amerika Serikat.

4. Underdog

Salah satu pendirinya, Josh Goldstein, memulai perusahaan teknologi ini dari ide sederhana pada 2014. Ia bertekad membuat bisnisnya sebagai tempat untuk menemukan bakat.

Pengalamannya memulai bisnis di masa lalu, memberi pelajaran soal stres, inefisiensi, dan kurangnya modal.

Underdog berhasil meraih pendapatan US$ 500 ribu setahun dan bekerja untuk 120 start up di New York, AS. Goldstein dan tim sampai kewalahan dalam melayani kliennya.

5. Le Club Des Douze

Sekitar 3,5 tahun lalu, Alex Rizos memulai bisnisnya sebagai kurator 12 produk busana pria supaya dapat masuk dalam pengecer online. "Bisnis itu pada dasarnya hanya sebuah ide. Saya memulainya dan yakin dengan arah yang saya ambil," katanya.

Semua dana berasal dari kantongnya supaya tidak ada biaya yang melebihi kemampuannya. Dalam waktu satu tahun, Rizos berhasil mendapatkan US$ 8 ribu, tapi hanya menyumbang 10 persen dari penghasilannya.

Le Club Des Douze sekarang menghasilkan lebih dari US$ 100 ribu dan telah bermitra dengan ratusan merek independen. "Memiliki visi saja tidak cukup. Anda harus memiliki dorongan dan rencana aksi supaya ide tersebut menjadi bisnis yang menguntungkan," ujarnya.

Reporter: Elsa Analet

(Elsa/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini