Sukses

Ini Alasan Kenapa BI Impor Bahan Baku Uang Logam

Bank Indonesia (BI) menyatakan telah melaksanakan tender internasional untuk memperoleh bahan baku uang pecahan logam Rp 1.000.

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) menyatakan telah melaksanakan tender internasional untuk memperoleh bahan baku uang pecahan logam Rp 1.000. Adapun bahan baku yang dimaksud ialah nickel plated steel untuk kemudian diproduksi dan dicetak oleh Perum Peruri. Hasilnya, tender tersebut pun dimenangkan oleh perusahaan asal Kanada.

Dengan hasil tersebut, ini berarti untuk pemenuhan bahan baku tersebut diperoleh dari impor. Padahal, pemerintah sendiri berkeinginan mengurangi ketergantungan bahan baku yang diperoleh dari luar negeri.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan memang untuk saat ini belum ada produsen yang bisa memasok bahan baku jenis itu. "Sampai saat ini bahan baku yang nickel plated steel belum ada yang membuat," kata dia saat berbicang dengan Liputan6.com, Jakarta, Sabtu (27/6/2015).

Putu mengakui, untuk mendapatkan bahan baku tersebut tidak mudah. Lantaran diperlukan teknologi khusus untuk pengolahannya.

"Untuk mendapatkan komposisi kimia tertentu (supaya tidak mudah dipalsukan) menggunakan teknologi tertentu. Kalau di lingkungan industri peleburan logam, hal tersebut menyangkut teknologi alloying. Semacam teknik membuat adonan kue kalau menyangkut cita rasa kue," tambahnya.

Namun demikian, Putu menuturkan tak semua bahan baku yang digunakan BI berasal dari impor. Sebut saja untuk pecahan Rp 100, Rp 200, dan Rp 500 yang berbahan alumunium lokal. Dia pun menyatakan memiliki niatan untuk mendorong BI untuk memakai bahan dalam negeri tetapi masih dalam penjajakan.

"Saat ini menurut staf saya sedang dijajaki kemungkinan tersebut supaya bisa seperti yang berbahan baku aluminium. Masalahnya kadang-kadang pada volume yang dipesan, kalau terlalu sedikit yang dipesan per-tahun bisa-bisa tidak memenuhi kelayakan ekonomis di produksi dalam negeri," ujar dia.

Berdasarkan penuturannya, kebutuhan bahan baku uang logam untuk koin pecahan Rp 100, Rp 200 dan Rp 500 sebesar 5000 ton. Sedangkan untuk koin pecahan Rp 1.000 diperkirakan 2.000 ton nickel coated steel. (Amd/Ndw)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini