Sukses

Perusahaan Ini Siapkan Rp 3 Triliun Bangun Pabrik Gula

Grup Sungai Budi akan mulai memproduksi pabrik gula kristal putih mulai akhir 2016.

Liputan6.com, Lampung - Sungai Budi Group, salah satu perusahaan multiproduk di dalam negeri melalui anak usahanya Adi Karya Gemilang  membangun pabrik gula kristal putih sekitar Rp 3 triliun. Pabrik itu memproduksi bahan bakunya yang berasal kebun tebu sendiri.

Presiden Direktur Sungai Budi Group, Widarto mengatakan, pabrik ini nantinya memilik kapasitas giling mencapai 8000 ton cane per day (TCD) dengan target produksi 180 ribu ton per tahun.

"Investasi pabrik gula Rp 1,3 triliun. Jika dihitung bersama investasi kebun tebu, jadi totalnya Rp 2,5 triliun-Rp 3 triliun," ujar Widarto dalam keterangan tertulis di Lampung, seperti ditulis Minggu (28/6/2015).

Widarto menjelaskan, dari total luas lahan tebu 20 ribu hektar (ha), sebanyak 9.000 ha telah ditanami. Pembangunan pabrik ini ditargetkan rampung dan mulai berproduksi pada akhir 2016.

Sementara itu, Menteri Perindustrian Saleh Husin menjelaskan, dengan memiliki kebun tebu sendiri, anak usaha Sungai Budi Group ini diharapkan mampu menurunkan impor gula yang dilakukan oleh Indonesia.

"Ekspansi Sungai Budi membangun pabrik gula yang terintegrasi dengan kebun tebu ikut menurunkan impor gula Indonesia. Ini menjadi penguat keyakinan bahwa kita mampu membangun industri gula nasional yang mandiri," kata dia.

Selain itu, dia Saleh juga mendorong pelaku bisnis dan investor lainnya mengikuti jejak Sungai Budi. Bukan hanya soal gula, tetapi terkait bisnis terintegrasi perusahaan yang menopang bisnis berorientasi ekspor perusahaan.

Sungai Budi Group memiliki beragam bisnis dari kebun kelapa sawit, CPO dan turunannya, biodiesel, beras, tepung tapioka, angkutan laut, tambang marmer, batubara, air mineral hingga industri gula.

Di bisnis CPO, perusahaan melakukan hilirisasi melalui anak perusahaan PT Tunas Baru Lampung Tbk, berupa produksi minyak goreng berkapasitas 1.700 ton per hari. Dengan demikian ditargetkan, produksi minyak goreng mencapai 1,5 juta ton per tahun.

Sedangkan dari limbah sawit, Sungai Budi memanfaatkannya dengan memproduksi sabun berkapasitas produksi 13.750 ton per tahun. Selain itu, hilirisasi minyak sawit juga menghasilkan biodiesel. (Dny/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.