Sukses

Pedagang Sulit Bedakan Beras Organik Palsu

Pemerintah diimbau rutin melakukan uji coba sampel beras yang beredar di pasar.

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) menyatakan, peredaran beras palsu yakni beras bermerk RISO sangat meresahkan.

Beras yang semula merupakan beras anorganik kemudian disulap jadi beras organik sulit dibedakan dengan yang asli. Sekretaris Jenderal APPSI Ngadiran mengemukakan hal tersebut. Ia menilai, beras palsu dan asli sulit dibedakan terutama bentuknya.

"Kalau orang awam tidak bisa, karena itu beras-beras juga. Ini beras organik dan anorganik tidak beda. Kalau disandingkan tidak ada bedanya," kata dia kepada Liputan6.com seperti ditulis di Jakarta, Selasa (30/6/2015).

Dia menuturkan, beras palsu tersebut berpotensi besar dikonsumsi masyarakat. Apalagi, menurut dia, karakter masyarakat cenderung gampang percaya pada bahasa kemasan.

"Dengan mereknya adalah organik, kemudian tingkat kadar gulanya turun, karbohidrat tidak tinggi. Itu mereknya itu seperti apa diperiksa. Masyarakat kalah dengan iklan," ujar Ngadiran.

Karena itu, dia meminta pemerintah rutin melakukan pemeriksaan ke tempat-tempat penjualan beras dan melakukan uji coba pada beras-beras yang beredar di pasaran.

"Kalau usul rembuk orang rakyat, pemerintah harus turun pasar uji coba sampel dari berbagai tempat dari pasar-pasar. Misal sana seliter dia tes. Merek dibeli lima-limanya, harusnya begitu," tandas dia.

Sebelumnya, polisi menggerebek pabrik beras organik palsu di kawasan Pergudangan Prima, Daan Mogot dan Pergudangan Kosambi. Kedua gudang milik tersangka G selaku Direktur Utama PT J, diduga mengemas beras kualitas nonorganik ke dalam kemasan beras organik bermerek RISO.

Dengan merek dagang ini, G mendistribusikan beras organik palsunya ke minimarket, bahkan supermarket besar di wilayah Jabodetabek. "Direktorat Reserse Kriminal Khusus menangkap G, selaku Direktur Utama PT J yang diketahui menjual beras berkualitas standar dengan kemasan beras organik merek RISO," ujar Direktur Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya Kombes Pol Mudjiono. (Amd/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini