Sukses

Tak Terpengaruh Kisruh Utang Yunani, Rupiah Menguat Tipis

Kisruh utang Yunani tak terlalu mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar mata uang di Asia termasuk rupiah tercatat menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (1/7/2015), yang disebabkan karena pelemahan dolar AS terhadap hampir seluruh mata uang di dunia. Penguatan rupiah ini berbalik dari kebiasaan yang terus dibukukan rupiah pada kuartal II 2015 kemarin yang terus melemah.

Data valuta asing Bloomberg, Rabu (1/7/2015), mencatat nilai tukar rupiah menguat 0,12 persen ke kisaran 13.324 per dolar AS. Nilai tukar rupiah sempat dibuka melemah di level 13.351 per dolar AS. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah tampak berfluktuasi dan berkutat di kisaran 13.315 per dolar AS hingga 13.353 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, menunjukkan nilai tukar rupiah tak banyak bergerak dan masih berkutat di kisaran 13.330 per dolar AS. Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini tercatat hanya menguat satu poin ke level 13.331 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya di level 13.332 per dolar AS.

Selama kuartal I 2015, nilai tukar rupiah tercatat melemah 1,9 persen.

"Mata uang di negara-negara bekembang Asia dapat melemah. Semakin banyak dana dari negara-negara berkembang di Asia yang ditarik ke luar lantaran isu kenaikan suku bunga AS dan gagal bayar utang Yunani," kata analis obligasi dan mata uang di Dongbu Securities, Yuna Park.

Park menjelaskan, sejauh ini, ada penundaan isu kenaikan suku bunga AS karena terselip isu krisis utang Yunani. Isu mengenai krisis Yunani tersebut akan melemahkan mata uang negara berkembang lebih jauh.

Berbeda, Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta mengatakan, nilai tukar rupiah tak terlalu terpengaruh dengan proses gagal bayar Yunani. Dia memprediksi, rupiah akan kembali bergerak melemah pada perdagangan hari ini. (Sis/Gdn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.