Sukses

Defisit Anggaran Diperkirakan 2,23%

Pemerintah akan menutur defisit melalui pinjaman yang bersifat multilateral dan bilateral.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan anggaran negara mengalami defisit sebesar 2,23 persen atau Rp 260 triliun sampai akhir tahun 2015.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan berniat menutup defisit tersebut melalui pinjaman. "Defisit anggaran akhir tahun 2,23 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), Rp 260 triliun defisit. Dengan Rp 260 triliun defisit perlu ada penambahan Rp 38 triliun yang nantinya akan diupayakan dari pinjaman yang bersifat multilateral dan bilateral. Tidak akan menerbitkan SUN tambahan," kata dia di Jakarta, Rabu (1/7/2015).

Bambang mengatakan, perkiraan pendapatan negara sebesar Rp 1.649,8 triliun hingga akhir tahun. Pemerintah mendapatkan penerimaan sebesar Rp 952,3 triliun pada semester II 2015. "Sehingga secara persentase mencapai 94 persen dari target," tambahnya.

Dia menuturkan, pendapatan sendiri ditopang oleh penerimaan perpajakan sebesar Rp 1.367 triliun yang mana pada semester II diharapkan terkumpul Rp 811 triliun. "PNBP outlook Rp 279,4 triliun atau dipersentasekan 103 persen," ujar Bambang.

Sementara itu, belanja negara diperkirakan mencapai Rp 1.909,8 triliun atau 96 persen dari total belanja. Komposisinya belanja Kementerian Lembaga (K/L) Rp 730,1 triliun dan non K/L Rp 515,5 triliun. "Transfer daerah Rp 664,2 triliun atau 100 persen hampir sama dengan dipagukan APBN-P," tutur dia.

Sebelumnya Bambang pernah mengatakan, untuk menutup defisit, pemerintah akan menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) dan pinjaman multilateral, salah satunya mencari pinjaman sekira US$ 1,1 miliar sampai US$ 1,2 miliar dari Asian Development Bank (ADB), Bank Dunia dan lainnya.

"Ini lagi dalam negosiasi, ini bukan cuma World Bank saja. Tapi yang paling besar World Bank sepertinya, peruntukkannya bukan karena pelebaran defisit, tapi akan mengurangi SUN dalam bentuk rupiah dan menjaga utang," papar dia.

Jika defisit anggaran melebar, tambah Bambang, program pinjaman multilateral ini dapat digunakan untuk menutupi defisit tersebut. (Amd/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini