Sukses

Hadapi Krisis Akibat Utang, Masyarakat Yunani Terpecah

Seluruh warga Yunani akan diminta untuk memilih `Ya` untuk menerima seluruh tuntutan kreditor internasional atau `Tidak`untuk menolaknya

Liputan6.com, Athena - Setelah bertahun-tahun hidup dari pinjaman uang dan membayar harga tersebut dengan penghematan besar-besaran, Yunani akan segera menggelar jajak pendapat besar-besaran pada seluruh warganya.

Seluruh warga Yunani akan diminta untuk memilih `Ya` untuk menerima seluruh tuntutan kreditor internasional atau `Tidak` untuk menolak proposal yang diajukan para kreditor.

Melansir laman CNN Money, Sabtu (4/7/2015), kini rakyat Yunani terpecah menjadi dua gelombang besar. Pada Jumat kemarin waktu setempat, kedua pihak menggelar protes besar-besaran di jantung kota Athena.

Sekitar 20 ribu warga berdemonstrasi untuk memilih `Ya` sementara gelombang warga lain dengan jumlah nyaris setara mendukung penolakan pada tuntutan kreditor.

Pada Referendum 5 Juli besok, rakyat Yunani diberikan hak suara untuk mendukung draft penyelamatan finansial yang ditolak Yunani atau menolak permintaan Eropa. Tapi referendum besok tampaknya bukan hanya sekadar mengenai hal tersebut.

Perdana Menteri Alexis Tsipras kini mendorong rakyat Yunani untuk ramai-ramai menolak proposal yang diajukan kreditor guna memperkuat vokalnya dalam diskusi bersama para kreditor. Tsipras memang tengah menuntut dana talangan lebih besar dengan ketentuan yang lebih ringan dan sebagian utang dibatalkan.

Para pimpinan Eropa mengatakan, penolakan rakyat Yunani akan menghancurkan seluruh fondasi untuk negosiasi lanjutan dan memperbesar kemungkinan keluarnya Yunani dari zona euro. Setelah itu, Yunani akan memperoleh hantaman ekonomi yang luar biasa.

Sebaliknya, penerimaan rakyat Yunani akan memberikan peluang besar dilanjutkannya negosiasi antara pemerintah sayap kiri dengan para kreditor. Tapi dalam diskusi tersebut, Eropa dan IMF kemungkinan besar menuntut syarat yang lebih ketat untuk tambahan bantuan dana tunai.

Ini merupakan pilihan yang sangat sulit bagi rakyat Yunani. Tapi bertahun-tahun mengalami pemangkasan gaji dan dana pensiun, banyak warga Yunani yang telah merasa lelah.

Mereka lebih baik meninggalkan Zona Euro dan kembali menggunakan mata uang lamanya, drachma. Sayangnya, devaluasi besar yang menimpa drachma bisa jadi membuat kondisi fiskal Yunani semakin mengerikan.

Itulah mengapa sebagian rakyat memilih untuk tetap menggunakan euro dan tetap berdiri sebagai anggota Uni Eropa. Itu berarti rakyat Yunani harus siap dengan pengorbanan yang lebih besar.(Sis/Nrm)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.