Sukses

10 Sektor Saham Tertekan, IHSG Merosot 36 Poin

Ada sebanyak 121 saham melemah sehingga menekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ke zona merah di pra pembukaan perdagangan saham.

Liputan6.com, Jakarta - Mengawali pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di zona merah. Pergerakan IHSG mengikuti bursa saham Asia yang juga cenderung melemah. Hasil referendum Yunani memberikan sentimen negatif ke bursa saham Asia termasuk IHSG.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (6/7/2015), IHSG susut 36,81 poin (0,74 persen) menjadi 4.946,10. Indeks saham LQ45 tergelincir 1,1 persen menjadi 847,63. Sebagian besar indeks saham acuan cenderung tertekan.

Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG tergelincir 46,84 poin (0,49 persen) ke level 4.936,06. Indeks saham LQ45 melemah 1,21 persen ke level 846,68.
Ada sebanyak 121 saham melemah sehingga menekan IHSG di awal perdagangan saham. Sedangkan 11 saham menghijau dan 44 saham lainnya diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 5.327 kali dengan volume perdagangan saham 141,22 juta saham. Nilai transaksi perdagangan saham sekitar Rp 160,18 miliar.

Secara sektoral, seluruh sektor saham melemah. Sektor saham industri dasar memimpin penurunan sektor saham dengan susut 1,53 persen. Lalu disusul sektor saham konstruksi melemah 1 persen, dan sektor saham manufaktur merosot 0,96 persen.

Meski IHSG melemah, berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 1 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 1 miliar.

Saham-saham lapis kedua dan ketiga cenderung menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham SRIL naik 4,1 persen ke level Rp 381 per saham, saham CKRA mendaki 9,36 persen ke level Rp 222 per saham, dan saham SPMA menanjak 9,55 persen ke level Rp 195 per saham.

Sedangkan saham-saham yang menekan indeks saham antara lain saham PBRX turun 4,2 persen ke level Rp 570 per saham, saham ASRI melemah 2,61 persen ke level Rp 560 per saham, dan saham WIKA susut 1,54 persen ke level Rp 2.875 per saham.

Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan, IHSG akan bergerak variasi dengan rentan koreksi menyusul meningkatnya risiko pasar sglobal setelah hasil referendum Yunani menunjukkan kemenangan bagi yang menolak persyaratan bantuan kreditor. Yunani akan berpotensi terisolasi di kawasan Euro.

"IHSG akan bergerak dengan support di 4.950 dan resistance 5.010 kecenderungan koreksi," kata David. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini