Sukses

Vietnam Jadi Pesaing Berat Indonesia Dapatkan Dana dari Investor

Ketua BKPM, Franky Sibarani menilai, Vietnam sedang berusaha memperbaiki iklim investasi dan melakukan free trade agreement.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani optimistis, pertumbuhan penanaman modal asing ke Indonesia semakin meningkat, seiring dengan perbaikan daya saing investasi yang dilakukan pemerintah.

Pernyataan Franky ini merespons laporan World Investment Report 2015 yang menyatakan arus masuk investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) ke Indonesia tercatat tumbuh 20 persen menjadi US$ 23 miliar pada 2014.

Pertumbuhan ini lebih cepat dari Singapura yang hanya meningkat 4 persen menjadi US$ 68 miliar dan Vietnam yang pertumbuhan FDI-nya sekitar 3 persen menjadi US$ 9,2 miliar.

"Data World Investment Report ini memberikan optimisme bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan investasi potensial di ASEAN bahkan Asia, terlebih pemerintah saat ini sedang memperbaiki indikator kemudahan berusaha di Indonesia sehingga daya saing investasi Indonesia semakin meningkat," jelas Franky, Senin (6/7/2015).

Dia menambahkan, BKPM saat ini sedang berkoordinasi dengan Kementerian dan Lembaga lainnya untuk memperbaiki 7 dari 10 indikator kemudahan berusaha di Indonesia, yaitu indikator memulai usaha, perizinan terkait mendirikan bangunan, pendaftaran properti, penyambungan listrik, pembayaran pajak, penegakan kontrak, dan penyelesaian perkara kepailitan.

Franky menilai, BKPM telah mempresentasikan perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan kepada Bank Dunia, sehingga diharapkan peringkat daya saing investasi Indonesia semakin meningkat.  

Saat ini, Indonesia menempati peringkat 114 untuk indeks kemudahan berusaha, di bawah negara ASEAN lainnya yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, dan  Filipina. Franky mengakui persaingan menarik investasi ke depan semakin meningkat.

Dia memberi contoh Vietnam yang berusaha memperbaiki iklim investasi dan melakukan Free Trade Agreement dengan sejumlah negara termasuk Uni Eropa. Franky menuturkan, investor asing yang akan menanamkan modal ke sana diberikan kemudahan dalam memperoleh lahan untuk kegiatan usaha, sehingga investasi bisa bertumbuh pesat.

"Vietnam harus kita akui akan menjadi salah satu pesaing terberat kita. Saat ini, Indonesia masih berada di bawah Vietnam dalam menarik investasi dari Korea Selatan. Meski pun kita masih unggul untuk negara lainnya. Samsung dan LG adalah 2 perusahaan Korsel yang memilih Vietnam sebagai basis produksinya di ASEAN," tambah Franky.

Franky merujuk data Financial Times, Indonesia menempati peringkat keenam negara tujuan investasi Korea Selatan dengan nilai investasi US$ 3,4 miliar, di bawah Vietnam yang menempati peringkat ketiga.

Sementara itu, untuk investasi Jepang, Indonesia menempati peringkat keempat dengan nilai investasi US$ 18,08 miliar, di atas Vietnam dan Thailand yang menduduki peringkat kelima dan keenam. Sedangkan untuk negara tujuan investasi Tiongkok, Indonesia berada di peringkat kedua, paling tinggi di antara negara ASEAN lainnya‎. (Yas/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.