Sukses

Renovasi Stasiun KA Palmerah Habiskan Uang Negara Rp 36 Miliar

Revitalisasi Stasiun Palmerah bertujuan meningkatkan pelayanan kepada penumpang kereta api.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menggelontorkan dana sebesar Rp 36 miliar untuk merevitalisasi Stasiun Kereta Api Palmerah, Jakarta Barat dan mengoperasikan jalur ganda Kereta Api Lintas Duri-Tangerang. ‎Investasi ini dipenuhi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Hermanto Dwiatmoko mengungkapkan, ‎revitalisasi Stasiun Palmerah bertujuan meningkatkan pelayanan kepada penumpang kereta api. Hal ini tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM.48 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimum untuk Angkutan Orang dengan Kereta Api.

Bangunan stasiun ini berdiri seluas 2.520 meter persegi dan didesain mendukung pengarusutamaan gender serta tetap mempertahankan bangunan bersejarah sebagai salah satu cagar budaya di wilayah Provinsi DKI Jakarta.

"Revitalisasi ini menghabiskan total dana Rp 36 miliar yang murni dibiayai dari APBN, khususnya anggaran Kementerian Perhubungan," ucap dia saat berbincang sebelum Peresmian Stasiun KA Palmerah dan Pengoperasian jalur ganda KA Lintas Duri-Tangerang, Jakarta, Senin (6/7/2015).

(Foto: Liputan6.com/Fiki Ariyanti)

Perombakan atau renovasi wajah Stasiun Palmerah, Hermanto menjelaskan, meliputi pembangunan stasiun dan fasilitasnya, seperti jembatan penyeberangan orang, gate tiket, ruang menyusui, jalur untuk penyandang cacat serta empat eskalator dan dua lift guna memudahkan penumpang.

Stasiun yang dikerjakan sejak 2013 hingga 2014 ini, Hermanto mengakui, lengkap dengan fasilitas mushola, ruang kesehatan, toilet. ‎Sementara pembangunan jalur ganda Duri-Tangerang meliputi pekerjaan pembangunan jalan rel, pembangunan dan normalisasi elektrifikasi LAA, pemasangan gardu LAA baru di Stasiun Duri untuk pasokan listrik KRL. Juga pembangunan jembatan baru.

"Semuanya dari dana APBN dimulai dari 2012-2014 senilai kurang lebih Rp 685,61 miliar dan telah dioperasikan secara penuh pada 8 Juni 2014," kata Hermanto. (Fik/Ahm)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.