Sukses

Abaikan Krisis Yunani, Bursa Asia Berbalik Arah Menguat

Pelaku pasar mulai mengabaikan spekulasi penyelesaian krisis utang Yunani sehingga beri sentimen positif ke bursa saham Asia.

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia menguat pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Penguatan bursa saham Asia ini seiring pelaku pasar mengabaikan spekulasi penyelesaian krisis utang Yunani.

Indeks saham MSCI Asia Pacific menguat 0,7 persen pada pukul 09.30 waktu Tokyo. Gerak indeks saham acuan regional ini menguat dari level terendah sejak Maret 2015. Penguatan indeks saham ini didukung indeks saham Jepang dan Australia. Indeks saham Jepang Nikkei menanjak 1,2 persen ke level 20.354,23. Lalu disusul indeks saham Australia mendaki 1,1 persen ke level 5.536,30 di awal perdagangan saham.

Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,3 persen. Penguatan indeks saham Kospi ini didukung oleh penguatan saham Samsung Electronics Co yang menguat 0,8 persen setelah melaporkan laba.

Penguatan indeks saham ini terjadi di tengah hasil referendum Yunani yang menolak syarat tawaran kreditor internasional soal dana talangan. Di awal pekan, indeks saham di bursa Asia jatuh. Meski demikian akhirnya pelaku pasar mulai sadar kalau dampak krisis Yunani tidak akan menyebar di luar perbatasan negara. Saat ini Yunani di bawah tekanan untuk tetap tinggal di kawasan Euro.

"Reaksi pasar di Eropa dan Amerika Serikat di awal pekan ini tidak negatif seperti yang diharapkan. Reaksi bursa saham Tokyo kemarin terhadap Yunani terlalu berlebihan," kata Toshihiko Matsuno, Kepala Riset SMBC Friend Securities, seperti dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (7/7/2015).

Menteri keuangan kawasan Euro akan melakukan pertemuan pada Selasa pekan ini. Kanselir Jerman Angela Merkel menuturkan, waktu hampir habis untuk Yunani. Sementara itu, bank sentral Eropa mempertahankan tingkat bantuan likuiditas darurat tersedia untuk Yunani.

Tak hanya sentimen Yunani yang pengaruhi laju bursa saham Asia, kondisi bursa saham China pun jadi perhatian. Matsuno menilai, kalau bursa saham China didukung oleh pemerintah sehingga apa yang terjadi tampak baik-baik saja.

Akan tetapi, bursa saham Hong Kong perlu diwaspadai karena sesuai kenyataan. Indeks saham China turun sekitar 30 persen dalam tiga minggu.
Pada hari ini, pelaku pasar juga akan mencermati ulasan suku bunga Australia. Selain itu, rilis data ekonomi inflasi dari Taiwan dan Filipina. (Ahm/)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini